Saat ini, Sharma adalah seorang asisten profesor bahasa Inggris di Universitas Rutgers, New Jersey. Sebelumnya, karya fiksinya pernah memenangkan penghargaan PEN/Hemingway Award dan masuk daftar buku terkemuka tahun ini dari New York Times.
Menanggapi penghargaan sastra internasional Dublin tersebut, Sharma mengaku malu. "Karya saya diakui masyarakat dan dihormati menjadi sesuatu hal yang aneh. Saya tidak bisa mengatakan saya bahagia, saya merasa malu dengan kehormatan yang diberikan ini," katanya, seperti dilansir BBC, Jumat (10/6/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Novel Akhil Sharma menceritakan tentang pengalaman keluarga dan dirinya ketika beremigrasi dari India ke Amerika. Sharma yang saat itu masih kecil tidak tahu apa-apa dengan keputusan dan perintah dari kedua orang tuanya. Ia terpaksa meninggalkan kampung halaman, dengan embel-embel masa depan yang lebih baik bagi keluarga Sharma.
Internasional Dublin Literary Award menaruh daftar panjang 160 buku karya pengarang dunia. Termasuk, buku detektif Robert Galbraith alias J.K.Rowling, wartawan Caitlin Moran, Ian McEwan, Colm Toibin, dan Per Petterson. Tim dewan juri kali ini dipimpin oleh peraih Man Booker Prize Marlon James, peraih penghargaan Pulitzer Marilynne Robinson, novelis Mary Costello, dan Scholastique Mukasonga.
(tia/tia)