.webp)
Suara dan warna musik K-Pop di setiap era berbeda-beda sehingga pendengar genre ini pasti bisa mengenali era tersebut hanya dengan mendengarkannya saja. Musik K-Pop yang kita dengarkan saat ini punya suara yang amat berbeda dengan K-Pop 20 tahun lalu.
Ada era ketika K-Pop identik dengan lagu-lagu girlband yang ceria dibalut musik pop yang kadang koreografi yang kiyowo (lucu/menggemaskan). Di sisi lain, lagu-lagu boyband identik dengan koreografi yang tegas dan kuat, sedikit eyeliner gelap, hingga pamer otot perut yang bikin fans menjerit.
Musik pop Korea ini berkembang mengikuti tren juga. Suara-suara yang sering kita dengar di lagu-lagu populer dari Amerika Serikat kerap diserap dan dibawa masuk oleh para komposer baik mereka yang asli Korea atau komposer Swedia/Eropa/Amerika yang diajak kerja sama oleh manajemen artis tertentu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika Ariana Grande merilis lagu Problem (featuring Iggy Azalea) pada 2014, musik yang terdengar serupa dihadirkan oleh SNSD-TTS lewat lagu EYES dari album mini kedua mereka Holler. Lagu T-Ara, Day By Day, dari album berjudul sama yang dirilis tahun 2012 terasa sekali terinspirasi dari lagu Criminal-nya Britney Spears dari album Femme Fatale (2011).
Kalau kita mundur ke tahun 2003, nuansa musik yang tampil di K-Pop pada saat itu banyak terinspirasi dari beat musik R&B Amerika Serikat yang juga populer di era yang sama. Suara-suara tersebut tak jarang akan dipadukan dengan gaya khas dari manajemen masing-masing (bahkan sejak dulu, gaya musik YG Entertainment akan sangat berbeda dengan gaya musik SM Entertainment).
6 lagu keluaran tahun 2003 ini dipilih karena nama besar mereka, pengaruhnya di dunia K-Pop, dan bagaimana nama-nama tersebut membentuk skena musik pop di Korea Selatan 20 tahun lalu.
Seven - One More Time
Seven (atau Se7en) jadi salah satu nama besar dari YG Entertainment di era tahun 2003. Lagu One More Time menjadi titik balik karier Se7en di industri musik karena vokalnya yang dinilai emosional. Jauh sebelum BIGBANG debut dan BLACKPINK sukses, Se7en bisa dikatakan adalah tulang punggung YG pada saat itu.
Lee Hyori - 10 Minutes
Deretan bintang jebolan girlband juga melakukan debut solo mereka di tahun 2003. Lee Hyori dari Fin.K.L. adalah salah satunya (berbarengan dengan member S.E.S seperti Bada yang debut di tahun yang sama). Sejak kariernya di Fin.K.L., Lee Hyori adalah wajah grup tersebut. Makanya debut solo Hyori menyapu Korea Selatan dengan sebuah fenomena bernama Hyori Syndrome pada masa itu. Album solo Lee Hyori <
Shinhwa - Your Wedding
Tahun 2003 juga menjadi tahun penting buat karier Shinhwa. Boyband SM Entertainment ini makin mencuri perhatian publik setelah perilisan lagu Wedding (judul terjemahan: Your Wedding) dari album ke-6 mereka. Shinhwa debut di tahun 1998, dua tahun setelah H.O.T menjadi fenomenal di Korea Selatan. Lewat Shinhwa, SM Entertainment kembali bereksperimen dengan musik yang mereka perdengarkan ke publik.
TVXQ - Hug
SM Entertainment memperkenalkan TVXQ lewat lagu Hug dengan penampilan spesial di konser Britney Spears di Korea Selatan tahun 2003. Grup yang kemudian sempat jadi penguasa Hallyu ini lalu teramat sangat populer lewat perilisan-perilisan mereka selanjutnya. Meski di puncak kariernya TVXQ harus mengalami perpecahan hingga menyisakan dua member saja, namun Hug tetap menjadi lagu yang terasa seperti pelukan hangat dari orang tersayang. SM Entertainment belum lama ini melakukan remastered buat MV Hug dalam versi 4K.
Epik High - I Remember
Epik High debut di bawah Woollim Entertainment dan di tahun 2003 mereka merilis lagu berjudul I Remember. Lagu emosional dengan lirik rap dari Tablo, Mithra Jin, dan Tukutz ini terbilang sangat berbeda dengan musik mainstream yang ditampilkan artis-artis lainnya. Epik High setia berjalan di jalur hip-hop sejak awal hingga kini, terus menggali potensi musik mereka lewat kedekatan lirik yang mereka bawakan dengan cerita para pendengar.
BoA - Atlantis Princess
Atlantis Princess merupakan lagu andalan BoA untuk album penuh ketiganya. Sayangnya saat perilisan album ini, BoA mengalami musibah karena salah satu manajernya mengalami kecelakaan dan meninggal dunia sehingga dia memilih untuk tidak mempromosikan album tersebut sebagai tanda duka. Meski begitu, setahun sebelumnya BoA sudah menjadi solois yang sangat populer baik di Korea dan Jepang. Album keduanya, Valenti, yang dirilis juga di Jepang ludes 600 ribu kopi kala itu dan menjadi juara di Oricon Weekly Album Chart.
Baca juga: 5 K-Pop Summer Bop Seru untuk Berdansa Ria |
