Guru Sekolah Seni Almamater Idola K-Pop Bunuh Diri Usai Lecehkan 5 Siswi

Guru Sekolah Seni Almamater Idola K-Pop Bunuh Diri Usai Lecehkan 5 Siswi

Atmi Ahsani Yusron - detikHot
Selasa, 30 Mei 2023 18:01 WIB
Poster
(Foto: Edi Wahyono) Ilustrasi pelecehan.
Jakarta -

Artikel ini mungkin mengandung konten yang membuat pembaca tidak nyaman.

Seorang guru sekolah seni populer di Korea Selatan yang pernah jadi tempat belajar deretan idola K-Pop terlibat dalam kasus pelecehan seksual. Di tengah proses investigasi kasus ini, guru tersebut melakukan bunuh diri.

Dikutip dari media lokal Korea Selatan Sports Kyunghang, tidak hanya satu atau dua siswi yang jadi korban pelecehan guru berinisial A tersebut. Sejauh ini sudah ada lima siswi yang mengaku dan dikonfirmasi jadi korban tindakan kriminal tersebut. A sendiri merupakan guru sekaligus kepala departemen dari sekolah seni tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekolah seni yang tidak disebutkan namanya ini terkenal di kalangan masyarakat karena berhasil meluluskan deretan nama-nama populer di industri hiburan Korea Selatan. Para alumnus mereka adalah member BTS, TWICE, NCT Dream, hingga ITZY. Banyak yang melabeli sekolah ini sebagai Idol Academy karena lulusannya yang sukses jadi member grup paling populer di industri K-Pop.

Namun nama sekolah ini tercoreng karena kasus pelecehan yang perlahan mulai terungkap. Pengakuan demi pengakuan dari siswi sekaligus korban dipublikasikan, menyeret nama guru tersebut lebih jauh ke ranah hukum. Dari berbagai pengakuan korban, A selalu melakukan tindakan biadabnya di rumah ketika para siswi datang untuk mendapatkan pelajaran tambahan atau les.

ADVERTISEMENT

Ada yang mengaku A memberikan mereka alkohol (dibuat mabuk) sebelum akhirnya melakukan kontak fisik seperti dicium hingga dipeluk. Sementara, korban lain menyebut A meluangkan waktunya untuk terbang ke Jepang buat melihat penampilan panggung korban dan kemudian meminta korban mendatanginya ke hotel.

Korban selanjutnya menyebut A bertingkah laku seperti ketua aliran sesat yang ingin selalu dipanggil Kapten, terutama oleh murid laki-laki. Dia bahkan kerap memberikan pujian ke korban apabila korban berlaku baik, tidak ragu untuk mengucapkan kata-kata mesra yang dibalut kesan platonis, bahkan menilai dan mengomentari bentuk tubuh murid laki-laki hingga perempuan di sekolah.

Perilaku A tersebar di sekolah dan banyak diketahui oleh pihak luar sehingga dilakukan investigasi. Ketika permasalahan ini digali lebih dalam dan makin serius, A memutuskan untuk bunuh diri. Hanya saja pihak sekolah menutupi masalah ini dengan menyebut guru itu meninggal karena serangan jantung.

Karena kematian A, kasus pelecehan seksual ini pun tidak bisa dilanjutkan. Para korban hingga kini masih mengalami trauma, masalah mental, hingga menolak buat kembali ke sekolah.

Pihak sekolah tidak mau mengomentari permasalahan ini dan berdalih bahwa mereka tidak bisa ikut campur urusan antara guru dan murid di luar sekolah. Pihak keluarga A pun tidak mau berkomentar soal permasalahan ini.

Jika Anda memiliki pemikiran bunuh diri, jangan ragu untuk segera hubungi psikolog dan psikiater terdekat. Kunjungi laman www.intothelightid.org/cari sebagai laman yang didedikasikan untuk mencari layanan kesehatan mental terdekat. Laman pertolongan pertama bagi orang dengan pemikiran bunuh diri juga dapat dibaca di www.intothelightid.org/tolong.

(aay/mau)

Hide Ads