detikcom diundang sebagai salah satu perwakilan dari Indonesia untuk menghadiri ajang tahunan yang digelar di kantor KPF (Korean Press Foundation) di Seoul, Korea Selatan tersebut. Acara sudah dimulai sejak pukul 10.00 waktu Korea Selatan.
Berbagai pembicara yang memegang peran penting dalam dunia jurnalisme di seluruh dunia pun satu persatu berbagi ilmunya dengan para peserta. Di antaranya adalah tiga raksasa perusahaan terknologi terkemuka di dunia yaitu Google, Naver, dan Kakao, serta profesor dari Columbia University, hingga editor The New York Times.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak berbeda dengan Indonesia, media di seluruh dunia juga tengah menghadapi permasalahan yang sama yaitu penyebaran berita palsu atau hoax. Sebagai pembicara pertama, Gilles Demptos (pimpinan WAN-Ifra Asia) memberikan pendapat soal cara mengatasi hoax yang kian marak di dunia digital.
"Penerbit berita tak bisa memecahkan penyebaran hoax sendiri. Platform seperti Google, Facebook, juga sekolah-sekolah, universitas, dan lainnya juga harus ikut bekerjasama," ungkap Demptos dalam presentasinya.
Irene Jay Liu, penanggung jawab News Lab di Google Asia-Pacific pun ikut angkat bicara soal penanggulangan hoax. Google ikut memeriksa kebenaran dari pemberitaan yang beredar di platform-nya.
"Kami menghabiskan 50 persen waktu kami untuk melakukan fact check karena hal ini sangat penting. Kami juga berusaha untuk memerangi hoax yang beredar secara online. Sebisa mungkin kami memastikan informasi dengan kualitas tertinggi adalah yang utama," tegasnya.
Selain itu, KPF Jouralism Conference juga membicarakan soal inovasi-inovasi jurnalisme di Korea Selatan yang mendapat perhatian dunia. Apalagi saat ini, minat para remaja untuk membaca berita sudah sangat menurun.
Sejumlah media di Korea Selatan pun sudah mulai berinovasi mulai dari penggunaan virtual reality, drone, hingga jurnalisme artifical inteligence.
KPF Journalism Conference akan digelar hingga Rabu (15/11) di Seoul, Korea Selatan. Tak hanya Indonesia, berbagai negara dunia lain seperti Malaysia, Mongolia, hingga Mesir dan India juga ikut menghadiri konferensi tersebut. (dal/dar)