Mengintip Presseum, Museum Penyimpan Sejarah Surat Kabar di Korsel

Laporan dari Seoul

Mengintip Presseum, Museum Penyimpan Sejarah Surat Kabar di Korsel

Delia Arnindita Larasati - detikHot
Kamis, 02 Nov 2017 13:51 WIB
Mengintip Presseum, Museum Penyimpan Sejarah Surat Kabar di Korsel. Foto: Delia Arnindita Larasati
seoul - Korea Selatan adalah salah satu negara yang sangat menghargai sejarah. Mereka selalu memastikan semua hal terarsip dengan benar, termasuk surat kabar.

Dong-A Ilbo, sebagai salah satu surat kabar tertua di Korea Selatan, mendirikan sebuah museum surat kabar bernama Presseum di Seoul, Korea Selatan. Museum tersebut didirikan pada 2000 silam, di tahun bersejarah pergantian abad.

Mengintip Presseum, Museum Penyimpan Sejarah Surat Kabar di KorselMengintip Presseum, Museum Penyimpan Sejarah Surat Kabar di Korsel Foto: 20detik

Termasuk dalam rangkaian acara Kwanhun-KPF (Korea Press Foundation) Press Fellowship 2017, detikcom pun diajak mengunjungi Presseum pada Rabu (1/11) waktu setempat. Terletak di lantai lima gedung perkantoran, Presseum bukanlah jenis museum dengan area yang luas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat pertama kali melangkahkan kaki, awak media disambut dengan sebuah dinding yang dipenuhi dengan halaman pertama surat kabar dari seluruh dunia. Tanggal spesifik pun dipilih untuk rangkaian surat kabar tersebut, yaitu 1 Januari 2000.

"Presseum berdiri pada 2000 di bawah Dong-A Ilbo. Kenapa kami memilih memajang surat kabar dari seluruh dunia di hari pertama tahun 2000? Karena hari itu adalah momen yang sangat kritis. Itulah kenapa kami mengumpulkan semua surat kabar di tahun tersebut," jelas Lee Mun Sun, salah satu pengurus Presseum.

Tak hanya itu, Presseum juga menyajikan sejarah surat kabar di Korea Selatan yang mencerminkan masyarakat dan budayanya selama berabad-abad. Di antaranya perubahan mesin cetak yang digunakan, hingga perlengkapan yang digunakan oleh para jurnalis sesuai zamannya.

"Selama ratusan tahun dalam sejarah surat kabar Korea Selatan, banyak sekali perubahan yang terjadi. Bisa dilihat juga pada tahun 1988, terbit surat kabar berwarna pertama. Saat itu bertepatan dengan digelarnya Olimpiade Musim Panas di Korea. Konten grafis kala itu dianggap lebih menarik pembaca. Karena satu buah foto bisa mewakili ribuan kata-kata," lanjutnya.

Mengintip Presseum, Museum Penyimpan Sejarah Surat Kabar di KorselMengintip Presseum, Museum Penyimpan Sejarah Surat Kabar di Korsel Foto: Delia Arnindita Larasati

Presseum tak hanya menarik dikunjungi oleh para ahli dibidangnya, namun juga khalayak dan para siswa yang tertarik dengan dunia jurnalisme. Museum ini memiliki ruang interaktif yang memperbolehkan para pengunjung untuk mempublikasikan surat kabar mereka sendiri. Mulai dari pengambilan foto, menulis berita, hingga proses editing bisa dilakukan oleh para pengunjung di ruangan itu.

Sayangnya, waktu tak mengizinkan para awak media untuk berlama-lama di Presseum. Setelah selama 30 menit mempelajari sejarah surat kabar, kami pun harus berpamitan dan tak bisa menjelajah lebih lanjut museum tersebut.

Presseum menyajikan lebih banyak informasi lain yang bisa didapat oleh pengunjung, mulai dari ruangan teater hingga media lounge. Area teater memutarkan video animasi dan dokumenter tentang dunia jurnalisme dan surat kabar. Sementara media lounge memperbolehkan pengunjung untuk menggali informasi lebih dalam soal surat kabar di seluruh dunia, hingga sejumlah permainan dan kuis tentang surat kabar.
(dal/mah)

Hide Ads