Lebih dari 1.300 seniman di dunia menandatangani petisi yang menyatakan tudingan menuduh lembaga budaya Barat yang membungkam suara dan perspektif Palestina. Di antara ribuan nama itu ada aktris Olivia Coleman, seniman Molly Crabapple, seniman visual, penulis, dan aktor lainnya.
Dalam surat terbuka juga menyatakan, mereka yang mendukung warga sipil Palestina terancam profesinya.
"Mereka menargetkan dan mengancam mata pencaharian para seniman dan pekerja seni yang mengekspresikan solidaritas terhadap rakyat Palestina, serta membatalkan pertunjukan, pemutaran film, diskusi, pameran seni sampai peluncuran buku," tulis mereka lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Surat yang diterbitkan pada 30 November ditandatangani oleh organisasi bernama Artist for Palestine UK, yang pada Oktober lalu juga menuntut gencatan senjata permanen di Gaza. Di Gaza, lebih dari 14 ribu orang terbunuh akibat serangan darat dan udara yang dilakukan oleh Israel sejak 7 Oktober.
Serangan itu juga menewaskan 1.400 warga Israel dan 200 sandera, namun 100 di antaranya telah dibebaskan.
Dalam surat terbuka juga membahas penundaan pameran Ai Wei di London oleh Galeri Lisson menyusul cuitan yang telah dihapus oleh seniman yang mengkritik bantuan AS untuk Israel. Ada juga pembahasan tentang penutupan mendadak Museum Folkwang atas kontribusi kurator AnaΓ―s Duplan yang merencanakan pertunjukan kelompok karena keterlibatan Duplan dengan konten pro-Palestina di media sosial.
Serta pembatalan pameran tunggal seniman Afrika Selatan, Candice Breitz di Museum Saarland, yang menyerukan gencatan senjata sekaligus mengutuk Hamas.
"Dalam setiap kasus, lembaga tersebut mengaitkan pembatalan tersebut dengan komentar yang dibuat oleh seniman tersebut untuk mendukung hak-hak Palestina dan tidak terkait dengan konten karya profesional mereka," tulis surat tersebut.
Organisasi tersebut juga menyatakan ada 'standar ganda yang mengganggu' dan mengatakan, "Ekspresi solidaritas yang siap diberikan kepada bangsa lain yang menghadapi penindasan brutal, tidak diperluas ke warga Palestina," tegasnya.
Pada November, lebih dari 2.000 penyair berjanji untuk memboikot Yayasan Puisi setelah jurnalnya menolak menerbitkan ulasan Joshua Gutterman tentang koleksi PIG Sam Sax karena terlibat dengan politik anti-Zionis, menurut Lithub.
Empat penyair lainnya yakni Noor Hindi, Summer Farah, Omar Sakr, dan George Abraham menerbitkan surat terbuka kepada dewan Yayasan Puisi dan editor terbitan saudaranya, Poetry. Mereka meminta rekan-rekan mereka untuk memboikot organisasi tersebut 'sampai pada saat mereka telah menunjukkan keberpihakan kepada kemanusiaan'.
(tia/pus)