3 Seniman Tampilkan Pertunjukan Lelaku Ning Urip di Candi Borobudur

ADVERTISEMENT

3 Seniman Tampilkan Pertunjukan Lelaku Ning Urip di Candi Borobudur

Eko Susanto - detikHot
Sabtu, 18 Jul 2020 17:49 WIB
Performance art lelaku ning urip yang dilakukan tiga pelaku seni di Concourse Candi Borobudur.
Performance Art Lelaku Ning Urip (foto: Dokumentasi Umar Chusaeni)
Magelang -

Tiga pelaku seni asal Borobudur Magelang, melakukan performance art lelaku ning urip (perjalanan hidup) di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jateng. Performance art yang dilakukan tersebut dengan melihat kondisi yang terjadi saat ini.

Adapun ketiga pelaku seni yang melakukan performance art memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Ketiganya yakni Umar Chusaeni, Sucoro dan Abet Nugroho. Untuk Umar merupakan pelaku seni rupa, sedangkan Sucoro, sebagai pelestari, pemerhati dan pelaku seni tradisional. Kemudian, Abet Nugroho merupakan musisi baik tradisional juga musisi modern. Mereka ini melakukan performance art dengan menerapkan protokol kesehatan yang ada seperti memakai masker.

Untuk performance art tersebut diawali kirab dengan menerapkan protokol kesehatan menuju kawasan taman wisata candi. Mereka kemudian performance art dengan melakukan gerak spiritual dengan latar belakang Candi Borobudur. Dalam performance art ini diakhiri mengangkat bendera Merah Putih, untuk menunjukkan Indonesia tetap jaya selamanya.

Umar Chusaeni mengatakan, dibantu dengan teman-teman seniman Borobudur, dari lereng Merapi membuat kegiatan bersama menyikapi situasi kondisi Indonesia, dunia pada saat ini. Keberadaan Borobudur sebagai salah satu warisan budaya nenek moyang bangsa Indonesia. Untuk itu, sebagai generasi penerus dengan kondisi apapun tetap bergeliat dalam berkesenian.

"Kami bertiga, saya dengan disiplin berkesenian yang berbeda. Saya sebagai pelaku seni rupa, Mbah Coro, pelestari, pemerhati, pelaku seni tradisional. Mas Abet, sebagai salah satu musisi yang juga selain tradisional juga musisi modern. Jadi, kami bertiga dibantu dengan teman-teman seniman dari Borobudur, dari lereng Merapi, membuat kegiatan bersama menyikapi situasi kondisi Indonesia, dunia pada saat ini. Borobudur sebagai salah satu warisan budaya nenek moyang bangsa Indonesia, saya yakin ini bangunan karya daripada seniman, budayawan pada zamannya. Kita sebagai generasi penerus tentunya juga dengan kondisi apapun tetap ada geliat berkesenian. Ini salah satu kegiatan kami untuk mengingatkan kepada diri kita semua pada masyarakat dunia tentunya bahwa hidup itu harus dibuat sesuai dengan apa yang kita disenangi," kata Umar kepada wartawan usai performance art di Candi Borobudur, Sabtu (18/7/2020).

Performance art lelaku ning urip yang dilakukan tiga pelaku seni di Concourse Candi Borobudur.Performance art lelaku ning urip yang dilakukan tiga pelaku seni di Concourse Candi Borobudur. (foto: Dokumentasi Umar Chusaeni)

Kondisi saat ini, katanya, ini merupakan bagian hidup yang harus tetap dijalani. Kemudian, ada harapan kedepan yang lebih baik dan ada yang mungkin merasa khawatir, gelisah. Namun demikian, performance art yang dilakukan tersebut mewujudkan adanya semangat kebersamaan di kalangan pelaku seni budaya Borobudur.

"Ini bagian kita untuk hidup, harus tetap berjalan, ada harapan ke depan yang lebih baik dan semuanya dengan kondisi seperti ini mungkin merasa khawatir, gelisah, tetapi kita dengan kegiatan kecil seperti ini bisa membangkitkan semangat kebersamaan terutama di kalangan pelaku seni budaya Borobudur, juga Magelang, Indonesia pada umumnya," tuturnya.

Terkait dengan situasi pandemi saat ini kaitannya dengan lelaku ning urip bagi Abet Nugroho mengajak, para seniman untuk belajar dari Borobudur. Dimana Candi Borobudur merupakan perpustakaan kehidupan. Pihaknya mengajak untuk mengambil salah satu dalam candi, Abhyamudra yakni salah satu sikap Buddha jangan takut menghadapi semuanya.

"Saya mengajak kepada seluruh seniman, seniwati baik di Borobudur, Magelang, seluruh Indonesia. Yang pertama, marilah kita kembali belajar dari Borobudur. Borobudur ini adalah perpustakaan kehidupan. Dia (Borobudur) adalah kitab kehidupan, mari kita kembali lagi, ada apa dengan keadaan saat ini. Maka saya mengajak, mengambil satu hal saja dalam Candi Borobudur, Abhyamudra, salah satu sikap Buddha, jangan takut menghadapi semuanya ini. Kita bisa melewati semua ini," kata Abet.



Simak Video "Pengunjung Pertama Candi Borobudur Tahun 2023 Disambut Dua Gajah Cantik"
[Gambas:Video 20detik]
(doc/doc)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT