Suara gelak tawa, dan sedikit sindir sindiran terdengar di ruang rias Gedung Wayang Orang Sriwedari Solo di komplek Taman Sriwedari Kota Solo, Kamis (04/06) siang. Saat itu pemain Bagong yang sudah berias lengkap, bercengkerama dengan para punakawan lainnya. Wajah sumringah terpancar dari para pemain.
Siang ini mereka tampil dalam pementasan Wayang Orang yang ke 4 kalinya sejak kota Solo dinyatakan dalam status Kejadian Luar Biasa (KLB) pertengahan maret lalu. Dalam rangka mengobati kerinduan para pecinta Wayang Orang Sriwedari dan juga sebagai sarana silaturahmi sesama pemain.
Sejak tanggal 13 dan 15 Mei yang lalu dan yang terakhir hari Rabu (03/06) kemarin para pemain wayang orang melakukan pertunjukan secara virtual atau live streaming melalui Instragam @wayang_orang_sriwedari dan @pariwisatasolo. Sejak Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) Covid-19 di wilayahnya, semua lokasi wisata dan pertunjukan kesenian ditiadakan, termasuk pentas di GWO.
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengatakan, pentas wayang orang di GWO merupakan salah satu pelayanan di bidang sosial budaya kepada masyarakat. "Harapannya ini dengan kondisi yang ada ini, ini memaksa kita untuk menggerakkan energi dan kreativitas untuk memberikan hiburan kepada masyarakat. Sehingga dua hari ini sudah live streaming," kata Wali Kota kepada wartawan di Balaikota Solo, Kamis (4/6).
![]() |
Menurutnya, pertunjukan wayang orang tersebut tetap menerapkan protokol kesehatan, di antaranya jaga jarak fisik atau physical distancing. Pemkot juga telah melakukan sosialisasi kepada pemain wayang orang terkait wabah pandemi Covid-19. Melalui pentas yang disiarkan secara live streaming, diharapkan jumlah penonton lebih banyak. "Karena, pertama, tidak bayar, dan bisa melihat lewat ponselnya masing-masing, dan pasti penontonnya lebih banyak, puluhan ribu pasti nanti," ungkapnya.
Kepala Bidang Kesenian Sejarah dan Sastra Dinas Kebudayaan Kota Solo, selaku penanggung jawab GWO, Suhanto, ditemui di sela sela pertunjukan Wayang Orang Sriwedari Kamis (04/06). Mengatakan misi Wayang Orang Sriwedari adalah melestarikan kesenian asli Indonesia ini. "Dinas tetap melakukan pertunjukan secara daring. Kita lakukan siang hari dan tanpa penonton, satu kali pertunjukan maksimal 1 jam. Dan dalam satu minggu kita batasi pertunjukan sebanyak dua kali", ujarnya.
Karena tidak ada pemasukan dari penjualan tiket, sementara semua operasional sepenuhnya menggunakan dana APBD. "Kebetulan juga para pemain rata rata adalah PNS jadi semua dibiayai oleh APBD, termasuk tenaga pengrawit dan wira suaranya", jelas Suhanto saat ditanya soal dana operasional pertunjukan.
Sementara, sutradara pentas Billy Adikusuma, mengatakan pertunjukan hari ini judulnya "Tibaning Kamulyaningsih" yakni menceritakan kisah percintaanya tokoh Mustakaweni. "Para pemain di masa pandemi ini lebih terarah dan banyak persiapan karena pentas hanya dua kali seminggu, waktu lainnya untuk persiapan", jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Para pemain yang selama ini bekerja dimalam hari, diganti masuk kerja di pagi hari. "Yang membedakan pertunjukan di masa pandemi ini mengacu pada protokol kesehatan dengan mengurangi jumlah pemain dan nggak boleh berdekatan", kata pemain bertubuh besar ini. Harapannya dengan pentas daring ini menumbuhkan kembali spirit berkebudayaan bagi masyarakat.
"Dan benar lho! Meskipun tidak banyak penonton tapi para pemain wayang orang ini tetap semangat karena tahu efek pentas daring akan banyak ditonton orang di luar sana", jelasnya bersemangat. Kedepannya kualitas pertunjukan bisa di tambah sehingga bisa apresiasi lebih baik lagi dari penonton.
Alhamdulillah, tambah Suhanto, di sharing siaran pertama di bulan Mei kemarin sudah ada respon positif dari Gubernur Jawa Tengah Gandjar Pranowo. "Dan yang tak kalah pentingnya kualitas siaran akan selalu kami perbaiki, sehingga kondisi seperti ini masih banyak kekurangan", tambahnya.
Rencananya, tanggal 16 Juni tepat di hari jadi Pemkot Solo aka nada pentas social distancing juga, pentas wayang orang dengan jumlah pemainnya hanya 10 orang dan pengrawitnya hanya lima orang, disiarkan secara live streaming. Di samping itu, pada 22 Juni 2020 juga akan digelar pentas geguritan secara live streaming. Wali Kota sendiri bakal tampil membawakan geguritan di acara tersebut.
(dar/dar)