Venice Art Biennale Ditunda ke 2022, Penyelenggara Tak Mau Jadi Pusat Corona

Venice Art Biennale Ditunda ke 2022, Penyelenggara Tak Mau Jadi Pusat Corona

Tia Agnes - detikHot
Selasa, 26 Mei 2020 15:15 WIB
VENICE, ITALY - MARCH 9: A canal and the roads next to it are seen completely empty on March 9, 2020 in Venice, Italy. Prime Minister Giuseppe Conte announced a national emergency due to the coronavirus outbreak and imposed quarantines on the Lombardy and Veneto regions, which contain roughly a quarter of the countrys population. Italy has the highest number of cases and fatalities in Europe. 
The movements in and out are allowed only for work reasons, health reasons proven by a medical certificate.The justifications for the movements needs to be certified with a self-declaration by filling in forms provided by the police forces in charge of the checks.
(Photo by Marco Di Lauro/Getty Images)
Foto: Getty Images/Marco Di Lauro
Jakarta - Kabar penyelenggaraan Venice Art Biennale yang ditunda ke tahun 2022 menjadi pembicaraan di pelaku seni internasional. Gelaran bergengsi itu menjadi acuan bagi festival seni lainnya di seluruh dunia.

Dari penundaan Venice Art sampai Venice Architecture Biennale membuat biennale (pameran dua tahunan) lainnya harus mengalami nasib yang sama.

Direktur Artistik Venice Art Biennale, Cecilia Alemani, menuturkan situasi global soal pandemi COVID-19 menjadi alasan utama.



"Jujur saya khawatir tapi sekaligus lega karena ditunda. Saya khawatir harus menyesuaikan pameran dengan aturan jarak sosial yang baru. Itu adalah masalah lain ketika Anda harus membuat pameran berskala besar di Venesia," tuturnya dilansir dari Artnews, Selasa (25/5/2020).

Meski Italia kembali sudah dibuka sejak pekan lalu namun situasi pandemi belum kembali normal 100 %. Ia pun tak ingin kalau nantinya di ajang Venice Art Biennale, malah semakin menyebar virus Corona tersebut.

"Venice Art Biennale adalah pameran yang sangat internasional karena tertua dan sudah ada selama beberapa dekade. Biennale ini seperti potret dunia, keputusan penundaan alangkah baiknya diundurkan sampai 2 tahun berikutnya," pungkasnya.




(tia/doc)

Hide Ads