Studio Perum Produksi Film Negera (PFN) tampak berbeda pekan ini. Ruangan demi ruangan yang ada di dalam studio diisi oleh berbagai karya instalasi.
Ada boneka manekin, rambut perempuan yang menjuntai panjang, potret perempuan telanjang, karung goni sampai sketsa lainnya. Penonton diajak melihat satu per satu karya instalasi lalu masuk ke area studio yang lebih besar.
Lebih dari 50 orang mengisi ruangan, duduk di atas lantai, dan menonton seksama. Dengan sabar, para penonton menunggu aksi site-spesific karya sutradara Jerman yang kini tinggal di Rusia, Claudia Bosse.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia seakan mengajak penonton untuk masuk ke dalam pengalaman personal tentang isu-isu global soal teritori, teror, kekerasan, masa lalu, kelamnya sejarah, hingga trauma pribadi. Clausia Bosse sukses menghadirkan site-spesific perdananya di Jakarta pada 28-29 Februari 2020.
"Saya meriset sendiri lokasi pertunjukan 'the last IDEAL PARADISE' di Perum PFN. Selama melakukan riset untuk pentas di Jakarta, saya mencari tahu lokasi mana saja yang ada di Jakarta, punya nilai sejarah yang kuat, propaganda, dan sudah terabaikan," ungkapnya ketika diwawancarai awak media, belum lama ini.
Alhasil, Studio PFN menjadi lokasi tepat bagi pementasan perdana Claudia Bosse di Jakarta. "Ini lokasi yang luar biasa dan pas sekali untuk pertunjukan saya," katanya semringah.