Lukisan tertua yang ditemukan di Gua Sulawesi dan berusia 44 ribu tahun menggegerkan dunia maya akhir tahun 2019. Temuan yang ditulis arkeolog Universitas Griffith, Brisbane, Australia, kini terancam punah.
Lukisan figuratif tertua di dunia itu berada di kawasan tambang semen di Indonesia. Kondisinya pun rapuh.
Kawasan gua berada di bawah naungan Perusahaan Semen Tonasa dan mengatur siapa pun yang diizinkan untuk mengunjungi situs tersebut. Meski Tonasa bekerja sama dengan badan-badan lokal untuk mengamankan gua tersebut, tapi proses penambangan tetap berlanjut.
Arkeolog Australia dan rekan penulis, Maxime Aubert, menuturkan debu dari operasi penambangan terdekat menjadi ancaman berbahaya bagi keberadaan lukisan figuratif.
"Asap kendaraan dari jalanan di seberang situs juga menjadi ancaman," tuturnya dilansir dari Guardian, Rabu (26/2/2020).
Seni cadas tersebut berada di lanskap yang dikenal sebagai karst yang ditopang oleh batu kapur di dalam gua. Para penulis dari Australia juga mendesak pemerintah Indonesia agar melestarikan awal budaya manusia tersebut.
Arkeolog Adam Brumm menuturkan pertama kali melihat foto-foto itu dua tahun yang lalu setelah seorang rekan di Indonesia merontokkan pohon ara untuk mencapai lorong gua.
Ia mengaku telah melihat ratusan gambar lukisan hewan di dalam gua lainnya namun belum pernah ada yang memperlihatkan adegan berburu. Menurutnya, di Sulawesi ada 242 gua atau tempat perlindungan kuno.
Setiap tahunnya, selalu ada situs-situs prasejarah baru ditemukan. Tahun lalu, sebuah lukisan gua di Kalimantan dianggap sebagai yang tertua dan diprediksi berusia 40 ribu tahun.
(tia/doc)