Citra menghadirkan sejumlah karya dari seri 'Timur Merah Project' yang digarap sepanjang dua tahun belakangan. Seri tersebut adalah proses observasi untuk menggali kembali relasi historis yang terjadi di Bali dengan wilayah geografis lainnya.
Seperti Jawa hingga kawasan-kawasan pesisir di Asia Tenggara lalu ke India. Citra juga ingin melihat bagaimana posisi perempuan ketika dinarasikan dalam konteks sejarah, dengan merujuk pada artefak visual serta teks-teks klasik (babad, kakawin, dan hikayat).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Citra tidak hanya berupaya untuk membaca kembali teks-teks sejarah kanon, tentang bagaimana perempuan diposisikan dalam konteks sosial politik, tapi secara tidak langsung ia sedang menelusuri jalan setapak sejarah seni," ungkap kurator pameran, Alia Swastika, dalam keterangan yang diterima detikcom.
Karya-karya yang dihadirkan di pameran tunggal 'Ode to the Sun' merupakan seri 'Timur Merah Project' yang ketiga. Dua seri sebelumnya dipamerkan di Biennale Jogja 2019 (Yogyakarta) dan 'Siklus Buana' (pameran Seni Rupa Dewan Kesenian Jakarta, Galeri Cipta, 2019).
Citra menghadirkan karya instalasi dan 6 lukisan yang mengambil teknik dari seni lukis klasik wayang Kamasan. Teknik tersebut dipercaya sebagai aliran seni lukis awal yang berkembang di Bali pada abad ke-16.
"Teknik yang dipakai Citra juga sebuah upaya untuk mempertanyakan kembali mengenai posisi perempuan yang jarang dihadirkan sebagai figur sentral dalam lukisan-lukisan wayang Kamasan," pungkasnya.
(tia/nu2)