Di usianya yang ke-58, sutradara dan pemain teater itu memberi makna di angka tersebut. Menurut penuturan Butet, sambil berkelakar ia mengatakan sejak dahulu ia selalu punya 'target umur pendek-pendek'.
"Ini stimulus saja saja. Dulu Mas Linur Suryadi wafat umur 48, waktu saya umur 40 tahun, paling nggak umurku seperti Linus deh. 48 masuk, kakakku meninggal umur 50, aku seperti Mbak Ida deh," tutur Butet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Umur 50 tahun mencapai target, aku menaikkan target seperti Mas Heru deh di 54, pas umur 58, saya mau seperti ayahnya Pak Heru," terangnya lagi.
![]() |
Hal tersebut dilakukan Butet agar bersiap menuju kematian. Siapapun orang hidup pasti akan meninggal pada akhirnya.
"Orang hidup kan menunggu mati, sambil menunggu mati kita harus bekerja keras. Itu namanya stimulus, jadi saya napasnya dibikin pendek-pendek, jadi anytime mati, sudah ready," tukasnya.
Di pameran yang bertepatan dengan hari ulang tahun Butet itu menampilkan puluhan cat air kreasi Butet. Ada banyak makna spiritual dan aneka parodi yang penuh pesan mendalam.
Di pembukaan pameran Butet dan Widiyatno, sejumlah tokoh hadir di antaranya Menko Polhukam Mahfud Md, mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, budayawan Sujiwo Tejo, Oppie Andaresta, Agus Noor, dan pendiri Teater Koma Nano serta Ratna Riantiarno.
(tia/doc)