Cerita Sukrasana memiliki banyak versi dari tiap negara yang mementaskannya. Tapi kali ini, Jaya mengaku telah mengambil ide cerita yang menurutnya paling cocok sebagai simbol kesetiaan.
"Ayah saya itu pernah bilang ke saya, 'wayang ini, itu bisa dikembangkan oleh siapa pun'. Luar biasa sekali. Jadi kelenturan makna dalam wayang ini mencerminkan demokrasi dalam arti yang sebenarnya. Banyak sekali versi tentang Sukrasana. Kalau saya mau menggunakan semua versi itu mustahil karena akan kontradiktif," papar Jaya.
"Maka saya kemudian memutuskan, saya akan mengambil yang menurut saya paling cocok. Yaitu sebagai simbol kesetiaan dan suatu pengabdian tanpa pamrih," lanjutnya lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pagelaran ini akan berlangsung pada 17 November 2019 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki pukul 16.00 WIB. (pig/tia)