Perupa Mit Jai Inn dipilih Museum MACAN dan UOB untuk mengisi ruang seni anak keempat. Kiprah dan pergerakan sang seniman di dunia seni Asia Tenggara menjadi salah satu alasan yang membuat museum memilihnya.
Kepala Edukasi dan Program Publik Museum MACAN, Aprina Murwanti, mengatakan Mit adalah sosok penggerak seni kontemporer di Thailand. Ia juga membuat ruang alternatif agar seniman muda lebih bebas berkreasi.
![]() |
"Mit Jai Inn sangat fokus pada edukasi di ruang publik bukan ruang terbatas ya. Kita harus punya orang yang mampu mengubah society dan seni. Mit juga terlibat di banyak movement," terang Aprina saat diwawancara detikcom di sela-sela pembukaan di Museum MACAN, kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (25/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di zaman Mit tumbuh tuh seni nggak ada warna. Gambar pakai pensil dan arang, ketika keluar dari Chiang Mai di umur 9 tahun lalu ke Bandung, dia mulai fokus di kegiatan seni," ujar Aprina.
Baca juga: Menyelami Gua Warna-warni di Museum MACAN |
Sejak dua dekade berkarya, Mit selalu menghadirkan konsep karya yang kontras, terang, dan cerah. "Kalau melihat anak Indonesia menggambar itu kok masih dikontrol ya. Konsep Mit agak 'nakal', mewarnai itu bisa kok keluar garis, pakai jari, dan filosofi itu yang kita bawa ke ruang seni anak sekarang," tutupnya.
Pameran 'Warna Dalam Gua' bisa disambangi pengunjung mulai 25 Oktober sampai Maret 2020.
(tia/doc)