Ditambah dengan aksi Betty/Nora (Rukoyah) yang tampak enerjik dan penuh warna-warni di kostumnya. Di kemunculan pertama Betty/Nora, penonton tertawa mendengar aksen gaya bicaranya, dan tingkah pembantu bak majikan kaya raya.
Bukan Teater Mandiri namanya kalau bukan menghadirkan bagian monolog panjang dan menyentil kejadian sehari-hari di sekitarnya. Putra Putu Wijaya dan Dewi Pramunawati, Taksu Wijaya, turut memainkan lakon sebagai dirinya sendiri. Seorang anak yang besar di bawah bayang-bayang seorang maestro seni teater.
![]() |
Selama hampir 30 menit lamanya, Taksu tak kehabisan napas memainkan dialog-dialognya dengan lantang dan tak jemu. Di akhir pementasan, seorang putra yang ikut berteriak di proses demokrasi meski meregang nyawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Janganlah bersedih, Indonesia. Kami berdiri di sini menjagamu, Indonesia," ucap Taksu Wijaya di akhir bagiannya. (tia/dar)