Kepala Seksi Pameran dan Kemitraan Galeri Nasional Indonesia, Zamrud Setya Negara, menuturkan sejak tahun lalu sudah merencanakan akan membuat acara yang lebih besar. "Waktu itu kita menyebutnya lebaran. Sebelum lebaran malam ini, mereka berpuas-puasan sketch rame-rame," ujarnya di Gedung A, Galeri Nasional Indonesia, Kamis (12/9/2019).
Festival Skesta Indonesia melibatkan dua lembaga budaya, 13 komunitas sketsa, dan sketchers yang ada di Indonesia, dan mancanegara. "15 lembaga meramaikan festival. Berkumpulnua para sketchers hari ini bukan kebetulan tapi sebuah kebenaran. Sketsa bukan masalah menarik garis lagi tapi menarik orang untuk berkumpul bersama," kata Zamrud.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dari 616 karya yang dipamerkan, 76 karya merupakan hasil seleksi terbuka dari 411 karya di 17 provinsi. Sedangkan 140 karya dan 34 sketchers lainnya adalah undangan terpilih berdasarkan tim kuratorial. Sebanyak 400 karya berasal dari dua lembaga dan 10 komunitas sketsa di Indonesia.
"Tahun lalu kami membagi kepada dua karya yakni akademis dan post akademis. Yang akademis sudah ada referensinya seperti dalam kurikulum fakultas seni rupa. Dan semuanya kami satukan dalam perayaan besar," ujar salah satu tim kurator, Beng Rahadian.
'Sketsaforia Urban' juga diramaikan di Jakarta, Bandung, Medan, Yogyakarta, Semarang, Solo, Pontianak, Makassar, Samarinda, Manado, dan China. Komunitas sketsa yang terlibat di antaranya Indonesia's Sketchers, Urban Sketchers Indonesia, Bogor Sketchers, Sketchwalker, Sketchaholic, Semarang Sketchwalk hingga Sketching Changchun for All.
Festival Sketsa Indonesia berlangsung dari 12 September-12 Oktober 2019 di Galeri Nasional Indonesia.
(tia/dal)