.webp)
Soundkestra tampil di ruangan bagian Graffiti Nature: Lost, Immersed and Reborn'. Di ruangan ini, pengunjung dapat berinteraksi dengan aneka gambar binatang dan bunga yang seakan hidup dan mengajak untuk disentuh.
Di bagian pojok ruang, ada tujuh orang Soundkestra yang berdiri dan unjuk gigi dengan alat musiknya masing-masing. Soundkestra adalah komunitas musisi anak muda berbakat dan beberapa di antaranya adalah anak rusun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Foto: teamLab Future Park / Tia Agnes |
Mereka sebelumnya pernah tampil di operet 'Aku Anak Rusun'. Dimulai dari medley lagu 'Cing Cangkeling' dan 'Ampar-ampar Pisang', aksi mereka mengundang anak-anak yang ada dalam 'teamLab Future Park' menyanyi.
Lagu 'Naik Becak', 'Lihat Kebunku', hingga medley lagu 'Yamko Rambe Yamko' dan 'Tico-tico' juga dimainkan. CEO SGE Live, Mervi Sumali, mengatakan momen Hari Anak Nasional dirayakan secara khusus pada 24 Juli.
"Kami ingin lagu anak nasional dihidupkan kembali. Yang dinyanyikan tadi adalah lagu-lagu favorit anak Indonesia, agar kita bisa menghargai dan mencintai lagu-lagu anak ini," ujarnya ketika diwawancarai di lokasi pameran, lantai dua Gandaria City Jakarta, Rabu (24/7/2019).
'teamLab Future Park' merupakan pameran seni interaktif dan terbesar di Jakarta yang menggunakan teknologi digital. Konsep kreasi kolaborasi atau co-creation itulah yang membuat Mervi Sumali dan tim SGE Live tertarik untuk membuat acara di Hari Anak Nasional.
"teamLab Future Park kan kolaborasi dengan seni dan kami ingin menyajikan sesuatu yang berbeda. Kalau seni dan musik bisa berbeda, loh," kata Mervi.
Selama 15 menit dan digelar tiga kali khusus hari ini, gambar digital khas teamLab pun menyatu dengan aksi para pemusik. "Itu indah banget, suaranya juga interaktif. Luar biasa menurut saya," tukasnya.
(tia/kmb)
