Alasan Museum MACAN Gaet 10 Perupa di Pameran 'Dunia dalam Berita'

Alasan Museum MACAN Gaet 10 Perupa di Pameran 'Dunia dalam Berita'

Tia Agnes - detikHot
Senin, 29 Apr 2019 16:19 WIB
Foto: Tia/detikHOT
Jakarta -
Dekade 1990-an menjadi era penting bagi perkembangan seni rupa kontemporer Indonesia. Di masa tersebut, seniman bermunculan dan karya-karyanya kerap mengkritisi kondisi sosial politik.

Sama halnya dengan 10 perupa kontemporer yang diundang Museum MACAN untuk pameran 'Dunia dalam Berita'. Kurator pameran, Asep Topan, menuturkan karya-karya yang dipamerkan sebagian besar merefleksikan apa yang terjadi di periode tersebut.

"Karya yang paling awal dipajang di pameran 'Dunia dalam Berita' adalah Heri Dono di tahun 1992 dan yang paling baru di tahun 2007. Jadi memang karya yang kami pamerkan adalah sebelum dan setelah masa Reformasi," ujarnya saat ditemui di Museum MACAN, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (29/4/2019).

Asep mengatakan 10 perupa yang ditampilkan kali ini tidak mewakili semua seniman yang berkarier di masa itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya tekankan lagi, ini bukan pernyataan hanya 10 seniman saja saat itu. Ini yang mewakili dan berdasarkan studi gimana karya-karya itu ditampilkan dan gimana seniman bekerja di masa kita," lanjutnya lagi.

Ke-10 perupa kontemporer yang berpameran di antaranya adalah Agus Suwage, FX Harsono, Heri Dono, I GAK Murniasih, I Nyoman Masriadi, Krisna Murti, Mella Jaarsma, S. Teddy D, Taring Padi (didirikan pada 1998), dan Tisna Sanjaya.

Pameran dibuka untuk umum pada 1 Mei dan berlangsung hingga 21 Juli 2019 mendatang.
Tonton juga: Mengenal Perupa Taring Padi yang Sudah Berkarya Sejak Orde Baru

[Gambas:Video 20detik]

(tia/nu2)

Hide Ads