Dekade 1990-an menjadi era penting bagi perkembangan seni rupa kontemporer Indonesia. Di masa tersebut, seniman bermunculan dan karya-karyanya kerap mengkritisi kondisi sosial politik.
Sama halnya dengan 10 perupa kontemporer yang diundang Museum MACAN untuk pameran 'Dunia dalam Berita'. Kurator pameran, Asep Topan, menuturkan karya-karya yang dipamerkan sebagian besar merefleksikan apa yang terjadi di periode tersebut.
"Karya yang paling awal dipajang di pameran 'Dunia dalam Berita' adalah Heri Dono di tahun 1992 dan yang paling baru di tahun 2007. Jadi memang karya yang kami pamerkan adalah sebelum dan setelah masa Reformasi," ujarnya saat ditemui di Museum MACAN, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (29/4/2019).
Sama halnya dengan 10 perupa kontemporer yang diundang Museum MACAN untuk pameran 'Dunia dalam Berita'. Kurator pameran, Asep Topan, menuturkan karya-karya yang dipamerkan sebagian besar merefleksikan apa yang terjadi di periode tersebut.
"Karya yang paling awal dipajang di pameran 'Dunia dalam Berita' adalah Heri Dono di tahun 1992 dan yang paling baru di tahun 2007. Jadi memang karya yang kami pamerkan adalah sebelum dan setelah masa Reformasi," ujarnya saat ditemui di Museum MACAN, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (29/4/2019).
Asep mengatakan 10 perupa yang ditampilkan kali ini tidak mewakili semua seniman yang berkarier di masa itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ke-10 perupa kontemporer yang berpameran di antaranya adalah Agus Suwage, FX Harsono, Heri Dono, I GAK Murniasih, I Nyoman Masriadi, Krisna Murti, Mella Jaarsma, S. Teddy D, Taring Padi (didirikan pada 1998), dan Tisna Sanjaya.
Pameran dibuka untuk umum pada 1 Mei dan berlangsung hingga 21 Juli 2019 mendatang.
Tonton juga: Mengenal Perupa Taring Padi yang Sudah Berkarya Sejak Orde Baru