Sutradara pementasan 'Para Pensiunan 2049', Djaduk Ferianto menuturkan saudara laki-lakinya tetap bermain teater di produksi terbaru Teater Gandrik.
"Kami latihan dari Oktober tapi bulan Februari naskah dirombak. Jantungnya Butet kena dan sekarang sudah ada 5 ring, tinggal 2 minggu mau pentas, dia tetap ngotot mau main," tutur Djaduk saat jumpa pers di Ciputra Artpreneur Theatre, Selasa (23/4/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Djaduk merasa setiap kali Butet Kartaredjasa bermain teater itu adalah bagian dari terapi. "Oh mungkin itu adalah terapi bagi kesehatannya," lanjutnya.
Dalam pertunjukan 'Para Pensiunan 2049', Butet berperan sebagai doorstoot yang mati tanpa Surat Keterangan Kematian yang Baik (SKKB). Padahal ia adalah pensiunan orang besar. Akibatnya jenazahnya terlunta-lunta nasibnya.
Butet yang menjadi karakter utama dan memiliki dialog panjang, lanjut Djaduk, akhirnya dialognya dipotong. Butet pun memaksa tetap ikut latihan dan turut pentas di Taman Budaya Yogyakarta (TBY).
"Ada hal-hal yang kita persiapkan, kita menyiapkan dokter. Saya sebagai sutradara juga agak double job karena harus siap-siap untuk ganti dengan Butet," lanjutnya.
Menanggapi perkataan Djaduk, sambil berkelakar Butet mengatakan kondisinya saat anfal bulan lalu dan selamat merupakan sebuah berkah.
"Dokter mengatakan bagian sebelah kanan 100 % bermasalah dan saya hanya punya 2 jam waktu untuk diselamatkan. Saya dioperasi dipasangi 4 ring, 2010 sudah ada 1," terangnya.
"Jadi kalian tidak perlu melayat saya, saya tertolong. Pulang ke Yogya dengan separuh tenaga, saya hemat tenaga saya dan karena atas kehendak Allah saya bisa menyelesaikan pertunjukan 'Para Pensiunan 2049'," pungkasnya sembari tertawa. (tia/nkn)