Direktur Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Triana Wulandari mengatakan, gerakan melek sejarah merupakan salah satu ikon untuk meningkatan kesadaran sejarah untuk masyarakat khususnya generasi muda. Kemudian diambil nama Gemes agar menjadi ingatan yang gampang diingat untuk generasi milenial.
"Kami hadir di Magelang dengan tiga bentuk. Pertama, teater tari 'Aku Diponegoro' ditampilkan tadi malam. Tentang dokumen sejarah lahirnya Diponegoro sampai dia berjuang. Hari ini, pameran dan bedah literasi diskusi dengan menghadirkan para narasumber yang sesuai bidang dan ahlinya," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lukisan Raden Saleh dan Pieneman itu menggambarkan bagaimana penangkapan Diponegoro itu sudah menjadi diskusi yang maha dasyat dari seluruh dunia," katanya.
Adapun inovasi agar mencintai sejarah, katanya, juga membuat buku-buku grafis, komik, buku-buku elektronik, atlas sejarah dengan elektronik. Adapun terobosan-terobosan tersebut untuk memotivasi agar anak-anak supaya mencintai sejarah dan melek sejarah.
Wakil Wali Kota Magelang Windarti Agustina mengaku, sangat bangga dengan diadakan Gemes di Kota Magelang. Pihaknya berharap nantinya gemes diadakan rutin setiap tahunnya. (tia/nkn)