Di tahun 1958, Jim Adhi Limas mendirikan Studiklub Teater Bandung yang dikenal sebagai salah satu kelompok teater tertua. Sejak pertama pentas, kelompok tersebut mendapat apresiasi dari masyarakat terutama penikmat seni.
Peran Jim saat itu menarik perhatian Pierre Labrousse, ilmuwan Prancis yang menawarkannya beasiswa Centre Regional Des Oeuvres Universitaires Prancis. Pada 1967, ia pun berangkat ke Prancis untuk belajar seni peran di Comedie Francaise Conservatoire dan Unierversitaire Internationale du Theatre de Paris.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk pertama kalinya, ia pulang ke Indonesia dan turut memeriahkan SIPFest 2018.
"Ada kerinduan pada Indonesia dan teman-teman saya yang ternyata sudah banyak yang telah tiada. Saya juga ingin membukakan kembali cerita tentang STB yang sebetulnya masih ada hingga sekarang," katanya dalam keterangan pers yang diterima detikHOT.
Di dunia teater, ia pernah bermain sebagai Slima yaitu pemeran utama dalam naskah Slimane ou l'homme-cailloun karya Jean Pelegri, orang Prancis asal Afrika Utara. Di dunia perfilman, ia pernah membintangi antara lain film Diva (1981), Bitter Moon (1992) dan Un amour de sorciere (1997).
Di pentas-ceramah di Galeri Salihara pada Sabtu (11/8), ia mengambil kisah tentang awal pertumbuhan teater kontemporer di Indonesia. Sehari berikutnya, bersama dengan Joind Bayunanda dan Wawan Sofwan akan mementaskan sketsa-sketsa pendek dari penulis Prancis Roland Dubillard (1923-2011) yang ia terjemahkan sendiri.
Karya yang akan dibawakan oleh dua suara tersebut berisi tentang percakapan sehari-hari yang bersifat absurd. Dubillard sekadar mengutip dan melaporkan percakapan orang-orang biasa dalam urusan keseharian yang absurd. Ia menangkap dan menyampaikan pesan bahwa manusia pada dasarnya membuang dan menghabiskan waktu untuk yang bukan-bukan.
(tia/tia)