.webp)
Ide hadirnya pementasan tersebut berasal dari semangat belasan mahasiswa Event Management Universitas Prasetiya Mulya yang ingin memperkenalkan immersive dining. Itu adalah karya yang mengkolaborasikan kegiatan menyantap makanan dan pertunjukan teater.
Smara pun dibentuk untuk mengenalkan immersive dining yang belum dikenal masyarakat Indonesia. Dalam keterangan pers yang diterima detikHOT, 'The Agony of Princess Wu' terinspirasi dari kisah nyata yang terjadi pada tahun 1915 mengenai salah satu keluarga keturunan Tionghoa terkaya di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Theatrical Appetite akan mengusung cerita berjudul 'The Agony of Princess Wu', yang akan memberikan pengalaman baru dalam menikmati santapan lezat khas Indonesia pada jaman abad ke-20," tulis keterangan yang diterima.
Di mancanegara, immersive dining sangat dikenal. Seperti Queen of The Night dari AS, Secret Studio Lab yang berada di Hong Kong, The Murder Express yang telah dikenal di London, dan lain-lain.
Penonton yang terlibat tak hanya melihat atau mendengar tapi juga merasakan kisah yang umum terjadi pada kehidupan berkeluarga setiap orang. Pertunjukan ini berlangsung di Dapur Babah, Jakarta Pusat dan disutradarai oleh Venantius Vladimir Ivan. (tia/tia)
