Lukisan seniman asal Bali yang berjudul 'After Paradise Lost #1' itu menang dari kategori People's Choice Award. Karya Gede Mahendra Yasa merupakan yang paling banyak dipilih publik sepanjang pameran berlangsung.
Tak hanya Piala People's Choice Award saja yang diterima, tapi Gede Mahendra juga bakal meraih hadiah uang $10,000. Kategori ini mencari pemenang yang karyanya penuh degan unsur kritis dan dialog antar seni kontemporer di ruang publik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nominator dari karya tersebut, Agung Hujatnikajennong mengomentari mengenai lukisan 'After Paradise Lost #1'.
![]() |
"Karya seni Gede Mahendra Yasa adalah bagian dari seri yang sudah dimulainya sejak 2012 silam. Karyanya bergaya Bali yang disebut dengan Batuan, ia mengkritik tentang posisi seni Bali di sejarah seni Indonesia," ujar Agung dalam keterangan pers yang diterima detikHOT, belum lama ini.
"Elemen yang ada di dalam lukisan merupakan perpaduan antara gaya lukisan Batuan, yang juga ada di postcard turis yang juga menampilkan Bali sebagai 'surga-nya dunia'. Ada perpaduan antara lokal dan global, konvergensi antara dua budaya," kata Agung Hujatnikajennong lagi.
Selain karya Gede Mahendra Yasa, kategori Juror's Choice Awards dimenangkan oleh seniman Singapura Shubigi Rao dengan karya berjudul 'Pulp: A Short Biography of the Banished Book. Vol 1: Written in the Margins (2014-2016'). Pemenang kedua diterima oleh seniman Thailand Thasnai Sethseree dengan lukisan 'Untitled: Hua Lamphong'.
Salah satu anggota tim dewan juri Wong Hong Cheong mengatakan karya para pemenang berhasil menceritakan tentang sejarah dan naratif yang terpinggirkan. Usai pengumuman, pameran APB Foundation Signature Art Prize 2018 berlangsung pada 25 Mei sampai 2 September 2018 di National Museum of Singapura.