Festival yang diselenggarakan oleh British Council itu mengundang seniman seluruh mancanegara untuk berkolaborasi dengan seniman Inggris. Saat ini Hana tengah berada di London untuk mencari ide dan gagasan berkolaborasi serta hari ini ia mengisi workshop di Bethlem Gallery yang berada di dalam Rumah Sakit Jiwa Bethlam Royal Hospital.
Kepada detikHOT via surel, Hana menceritakan mengenai kolaborasinya di UK/ID Festival.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya tentu saja karena hubungan baik yang sudah terjalin antara aku dengan British Council sejak 2016. Terutama sejak kepulanganku dari Unlimited Festival di London pada tahun 2016," tuturnya, Kamis (28/6/2018).
Sepulang dari Unlimited Festival, jalan Hana menemui banyak praktisi yang memiliki fokus di persoalan kesehatan jiwa semakin terbuka.
"Ketika mereka membuka seleksi panggilan terbuka, aku mendapatkan banyak dorongan dari tim British Council untuk mencoba mengajukan proposal kolaborasi antara UK dan ID. Terdapat beberapa kategori seperti sains teknologi serta seni dan disabilitas," ceritanya lagi.
![]() |
Di salah satu website seni dan disabilitas ternama Inggris, Hana menemukan nama James. Setelah menelisik profilnya, akhirnya James terbuka dan berkeinginan kolaborasi dengan Hana.
Baca Juga: Gangguan Bipolar Tak Halangi Hana Madness Berkarya Sebagai Seniman
"Aku cukup senang karena James sangat terbuka dan memiliki fokus yang sama dengan ku yaitu kesehatan jiwa. Jujur saja awalnya aku tidak pernah menaruh ekspektasi tinggi akan terpilihnya proposal kami, mengingat kami mengajukannya tepat satu hari sebelum seleksi ditutup," kata Hana.
Hana Madness dikenal di media sosial lantaran karakter doodle warna-warni yang digambarnya. Perempuan bernama asli Hana Alfikih itu diketahui mengidap gangguan bipolar dan pernah didiagnosa awal skizofrenia.
Bagaimana cerita keterlibatan Hana di UK/ID Festival kali ini? Simak artikel berikutnya.
(tia/nu2)