Maraknya Selfie di Pameran Seni, Ini Kata Kurator Art Jog 11

Maraknya Selfie di Pameran Seni, Ini Kata Kurator Art Jog 11

Monica Arum - detikHot
Senin, 28 Mei 2018 10:45 WIB
Maraknya Selfie di Pameran Seni, Ini Kata Kurator Art Jog 11 Foto: Ristu Hanafi
Yogyakarta - Fenomena selfie di ruang pameran seni marak terjadi belakangan ini. Ditambah dengan kasus kerusakan beberapa karya seni yang terjadi di eksibisi Yayoi Kusama Museum MACAN Jakarta beberapa waktu lalu.

Menurut kurator pameran Art Jog 11, Bambang 'Toko' Witjaksono maraknya selfie merupakan perkembangan teknologi yang tak bisa dhindarkan. Fenomena itu pun dimanfaatkan sebagai media publikasi.

Simak penuturan Bambang 'Toko' Witjaksono terkait selfie di pameran seni lewat video berikut:

[Gambas:Video 20detik]



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Artinya bagaimana ketika dia selfie kapasitas di ruang pameran berbeda dengan ruang publik yang lain. Menurut saya, itu yang perlu dikampanyekan. Diberi tahu karena mau tidak mau kita berhadapan dengan karya seni beda dengan kita berada di obyek wisata alam pemandangan," ujar Bambang 'Toko' ketika berbincang di Jogja National Museum (JNM), Yogyakarta, akhir pekan lalu.

Apalagi, lanjut Bambang 'Toko', karya yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Maraknya <i>Selfie</i> di Pameran Seni, Ini Kata Kurator Art Jog 11Maraknya Selfie di Pameran Seni, Ini Kata Kurator Art Jog 11 Foto: Monica Arum/ detikHOT


"Menurut saya memang harus dijaga benar dan dibatasi, bahkan sampai di luar negeri juga seperti itu," lanjutnya lagi.

Di beberapa museum-museum seni besar di mancanegara, lanjut dia, ada kuratorial khusus yang memang tidak diperbolehkan selfie.

"Kuratorial yang khusus gitu yang memang tidak boleh selfie eksklusif hanya beberapa orang tapi supaya orang itu mendidik agar orang itu tahu benar gitu," ungkapnya.

Di Art Jog sendiri, ia tidak bisa memungkiri selfie menjadi sarana menggaet massa untuk datang ke art fair bergengsi yang digelar di Yogyakarta tersebut. Selfie bagaimanapun maksud dan tujuan, yang terpenting tidak merusak sampai memegang karya seni.

"Itu yang terpenting," tukas dia.

(tia/tia)

Hide Ads