Mulai dari kolektor, pecinta seni, seniman, kurator, sampai penikmat seni menikmati pameran serta program-programnya. Art Jakarta pun mencatat penjualan tinggi.
Edwin Rahardjo yang juga merupakan Ketua Asosiasi Galeri Senirupa Indonesia, mengatakan di tengah kondisi ekonomi yang kurang baik pameran ini membuat catatan yang bagus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Menjelajahi Ribuan Karya di Art Jakarta 2017 |
"Minat masyarakat tinggi. Kami menghadirkan karya-karya dari seniman yang memang sudah dikenal seperti Srihadi, Popo Iskandar, Mochtar Apin, dan lain-lain. Seniman ini juga memiliki penggemarnya sendiri," ujar Edwin Rahardjo.
Selain Edwin's Gallery, Lawangwangi Art Space juga mencatat penjualan tinggi selama Art Jakarta 2017. "Di Art Jakarta kami menemukan pecinta-pecinta seni baru yang tidak melihat karya seni sebagai bentuk investasi. Dan ini tidak kami dapatkan di art-art fair lain," ujar Andonowati dari Lawangwangi.
Di galeri Lawangwangi karya Eddy Susanto dan Erwin Windu Pranata berhasil terjual. Sebanyak 80 persen karya seni yang dipamerkan Lawangwangi Art Space berhasil menarik pembeli, ditambah karya-karya lain dari ruang penyimpanan.
Art Jakarta 2017 menghadirkan lebih dari 1500 karya seni dari 53 galeri. Sebanyak 33 galeri berasal dari Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, Korea Selatan, Jepang, China, Perancis, Australia, Yunani, dan Spanyol bergabung dengan 2 galeri dari Indonesia. Pearl Lam Galleries, Yavuz Gallery, Villa del Arte, dan Artist+Run adalah sebagian dari daftar panjang galeri asing.
(tia/tia)