Eko Nugroho Kolaborasi dengan AQUA Reflections Ciptakan Karya 'Bening'

Jakarta -

Nama Eko Nugroho dikenal sebagai seniman kontemporer yang karyanya sudah melanglang buana ke mancanegara. Di proyek terbarunya kali ini Eko Nugroho berkolaborasi dengan produk minuman kemasan terkemuka di Indonesia, AQUA dan mendesain dua gambar di bagian botol yang disebut dengan AQUA Reflections Still dan AQUA Reflections Sparkling.

Perupa asal Yogyakarta itu dipilih karena karya-karyanya yang mampu menginspirasi dan menunjukkan visi 'Reflections'. "Prestasi Eko tak diragukan lagi. Di dalam karyanya, Eko sudah terlihat Eko banget. Sosok Eko Nugroho juga berpengaruh ke kancah internasional," kata Senior Brand Manager AQUA, Disa Lestari, saat jumpa pers di The Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta Pusat, Kamis (27/7/2017).

Dalam mendesain botol minuman tersebut, Eko Nugroho mengusung tema 'Bening'. Tanpa menghilangkan esensi dari AQUA, Eko awalnya mendesain sebanyak 10 gambar lalu terpilihlah dua desain yang disepakti tim.

"Konsep bening ini bukan hanya ada di dalam fisik tapi juga pendalaman makna yang bermanfaat bagi kesehatan. Ada banyak inspirasi lewat produk ini. Saya ada yang menggambar colourful sesuai ciri khas karya tapi akhirnya kami memilih bening. Tapi pesannya tetap tersampaikan," kata Eko Nugroho.

Eko memang seniman yang terbiasa melukis di bidang kertas, dinding, maupun bahan bordir. Khusus untuk desain kali ini, dia sama sekali tidak mengubah ciri khasnya.

"Visual orang ngintip di karya saya sama sekali tidak diubah. Karya saya selalu bicara soal topeng dan identitas dan ini tercermin di generasi yang saya alami. Karena banyak seniman yang berkarya sesuai zamannya dan di karya saya ada seseorang yang berada di balik topeng," tambah Eko.

"Saya mengeksplorasi dari wacana identitas dan tradisi budaya Indonesia dengan topeng. Dari tiga hal ini saya kombinasikan jadi visual saya," pungkasnya.

Selama hampir 10 tahun berkarier sebagai seniman, Eko Nugroho telah diundang berpartisipasi dalam berbagai acara seni ternama. Di antaranya adalag Gwangju Biennale (2014), Frankfurter Kuntstverein (2015), National Gallery of Victoria, Melbourne (2012), dan lain-lain.

(tia/doc)