Wajah Patung Dirgantara baru-baru ini terungkap dan tersebar di media sosial. Sebenarnya patung setinggi 11 meter itu punya banyak cerita sedih.
Pembuatan patung sekitar tahun 1964 itu sempat terhenti karena peristiwa Gerakan 30 September PKI. Patung yang didirikan untuk menghormati jasa pahlawan penerbang Indonesia itu, juga disebut terancam karena pendanaan yang tak lancar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang melunasi patung adalah Pak Edhi sendiri, dan baru dilunasi pas masa Bu Megawati di tahun 2003. Saat Bung Karno lengser, dia sampai menjual sedan kodoknya, tapi ya dananya tetap kurang," tutur pengajar ISI Yogyakarta, Kuss Indarto ketika mengobrol dengan detikHOT.
![]() |
Proyek terakhir Bung Karno juga punya cerita miris lainnya. Kuss Indarto yang pernah mengunjungi studio Edhi Sunarso menceritakan, dia pernah mendapat cerita dari putra Edhi. Ketika sang pematung sedang menyelesaikan tahap akhir dari Patung Dirgantara, dia melihat iring-iringan mobil.
"Waktu finishing ke atas, memang dia tidak mempercayakan karyanya kepada tim. Dia ingin betul seluruh karyanya finishing dengan baik. Tiba-tiba saja ada rombongan polisi dan ambulans, kok rame. Katanya Bung Karno mau dimakamkan di Blitar, Pak Edhi turun lalu cari kendaraan dan langsung ke Blitar ikut melayat," kenang Kuss.
Hubungan antara Edhi Sunarso dan Bung Karno secara personal akrab. Edhi menganggap proklamator Indonesia menjadi kolektor seni dan juga motivator dirinya untuk tetap berkarya.
"Tidak sebagai bawahan tapi tetap sebagai sahabat," kisahnya.