Cerita Sukarno Jatuh Hati pada Pematung Ikon Kota Jakarta Edhi Sunarso

Patung Ikon Kota Jakarta

Cerita Sukarno Jatuh Hati pada Pematung Ikon Kota Jakarta Edhi Sunarso

Tia Agnes - detikHot
Jumat, 21 Jul 2017 14:41 WIB
Cerita Soekarno Jatuh Hati pada Pematung Ikon Kota Jakarta Edhi Sunarso Foto: Ari Saputra
Jakarta - Nama Edhi Sunarso berada di balik berdirinya patung-patung ikon kota Jakarta. Maestro seni patung Indonesia kelahiran Salatiga pada 1932 silam itu sukses memikat hati Sukarno hingga terus menerus memesan patung dari Edhi Sunarso.

Bung Karno memang diketahui menjadi kolektor seni rupa Tanah Air. Tak hanya mengoleksi lukisan, Sukarno juga memesan patung dari para perupa. Kala itu, nama Edhi Sunarso masih relatif muda dibandingkan pelukis Istana Dullah maupun S.Sudjojono yang kini dikenal sebagai Bapak Seni Rupa Indonesia Modern. Serta Hendra Gunawan yang namanya diabadikan jadi museum oleh pengusaha Ciputra.

Sebagian karya besar Edhi Sunarso dipesan oleh Bung Karno. Bahkan bisa dibilang Proklamator Indonesia itu yang membesarkan namanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pak Edhi Sunarso dianggap mudah untuk diajak kerjasama. Pak Edhi juga belajar banyak dengan Bung Karno, dan bisa dibilang motivator bagi Pak Edhi. Padahal di masanya itu ada Trubus juga dan Hendra Gunawan yang sama-sama sangat piawai dalam membuat patung," tutur kurator seni Kuss Indarto saat dihubungi detikHOT, Jumat (21/7/2017).



Sosok Edhi dianggap pematung yang bisa menyatukan antara idealisme personal dan kebutuhan bisnis dari kolektor. Dia pun kerap berkompromi dengan kepentingan yang jauh lebih baik.

Cerita Soekarno Jatuh Hati pada Pematung Ikon Kota Jakarta Edhi SunarsoCerita Soekarno Jatuh Hati pada Pematung Ikon Kota Jakarta Edhi Sunarso Foto: Ari Saputra


"Dia bisa memberi titik tengah antara idealisme dan order Bung Karno, kalau memang tidak kompromi dan menurunkan egonya mana mungkin Bung Karno bisa jatuh hati untuk terus-terusan pesan," ungkap Kuss Indarto.

Pertemuan pertama antara Edhi dan Bung Karno terjadi di tahun 1959 saat tengah persiapan menyambut para tamu di ajang Asian Games ke-IV yang digelar pada 1962. Bung Karno menyuruh Edhi untuk membuat patung berbahan perunggu setinggi sembilan meter. Bahan perunggu memang diketahui bisa tahan berpuluh tahun lamanya, bisa sampai satu abad.

Namun Edhi tak lantas menerimanya. Dia merasa belum sanggup membuat patung setinggi itu, apalagi dari bahan perunggu. Patung yang berwujud sepasang manusia menggenggam bunga dan melambaikan tangan benar-benar berdiri dan kini dikenal sebagai Patung Selamat Datang.

Patung Selamat Datang atau disebut warga sebagai Patung Bundaran HI itu menjadi landmark yang tak bisa dipisahkan dari Ibu Kota. Karya tersebut seakan menyapa siapapun ke jantung kota sembari mengucapkan, "Selamat Datang di Jakarta."

Simak artikel berikutnya!


(tia/doc)

Hide Ads