Uniknya, kelompok sandiwara yang diketuai oleh generasi ketiga Miss Tjitjih, Syarifah Rohmah, itu dipentaskan tanpa dialog. Hal tersebut dikatakan oleh sutradara, Imas Darsih.
"Kami biasa mementaskan cerita tanpa naskah, kalau pakai naskah biasanya nggak bisa. Para pemain hanya diceritakan secara garis besar cerita saja, ceritanya begini begini," katanya ditemui detikHOT di GBB, Rabu (26/4/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Miss Tjitjih pun diboyong ke Batavia lalu mulai mendirikan Kelompok Sandiwara berbahasa Sunda di tahun 1928 silam. "Saya mendengar cerita Miss Tjitjih itu juga seperti dongeng. Bagaimana sosok Miss Tjitjih yang penyayang, berjiwa besar, dan selalu disebutnya primadona panggung sandiwara," katanya.
"Pertunjukan ini menceritakan tentang sosok dan kiprah Miss Tjitjih mengembangkan kesenian tradisi yang sampai sekarang sudah ada empat generasi," pungkas Irma. (tia/dar)