'Napak Tilas Sri Panggung' mengisahkan perjuangan Miss Tjitjih yang menjadi primadona sekaligus sosok di balik kepopuleran sandiwara yang berdiri 1928 silam.
"Tepat di bulan Maret 89 silam, Miss Tjitjih dan Abubakar Bafagih hijrah ke Batavia. Dan menetap di tanah kosong sebelah bioskop REK di Kramat Munde, Senen, Jakarta Pusat," ujar sutradara Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih, Imas Darsih ditemui Rabu (26/4/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Jadi diangkatnya cerita ini sampai Miss Tjitjih wafat di panggung saat lakon Gagak Solo. Saat itu suaminya bilang jangan pentas karena sudah sakit-sakitan tapi Miss Tjitjih keukeuh mau pentas, karena mau hibur penontonnya," pungkasnya.
Rangkaian 89 Tahun Kelompok Sandiwara Sunda Miss Tjitjih sudah berlangsung sejak kemarin. Serangkaian acara dialog interaktif, pameran arsip, hingga acara puncak bakal digelar malam ini di GBB, TIM. (tia/dar)