Produser eksekutif dan direktur Sue Hamilton mengatakan kelompok teaternya baru saja berdiri usai pemilihan Presiden Amerika Serikat tahun lalu. "Saya menentang seniman teater dan para pekerja kreatif lainnya untuk membawa cerita Donald Trump ke panggung teater," ujarnya, dikutip dari LA Times, Kamis (2/2/2017).
Simak: Cara Sanggar Padnecwara Lestarikan Seni Tari Jawa Klasik
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mulai berdiskusi soal lagu, tari, skenario, puisi. Kami peduli dengan masalah kehidupan. Kita harus sama, kita adalah manusia," ujarnya lagi.
Lakon pertunjukan menceritakan tentang tema keberagaman dan indahnya persatuan, tanpa membedakan ras maupun agama tertentu. Bagi Hamilton dan kelompok teaternya agama Islam juga indah.
"Islam itu damai. Dan kita harus menghargai kehidupan dan hal ini yang terus memperkuat saya untuk terus memperjuangkan apa yang kami anggap benar," tuturnya.
(tia/dar)