Arahmaiani Bangga Bisa Dinominasikan di Penghargaan Joseph Balestier

Singapura -

Arahmaiani menjadi seniman perempuan pertama dari Indonesia yang dinominasikan di ajang penghargaan The Joseph Balestier 2017 untuk kebebasan seni. Namanya masuk dalam daftar bersama dengan Chaw Ei Thein dan Aye Ko asal Myanmar.

Meski tak menang dalam penghargaan tersebut, namun performance artist yang berdomisili di Yogyakarta itu mengaku bangga bisa masuk daftar nominasi.

"Saat mendengar nama saya masuk dalam nominasi bersama dengan Chaw Ei Thein yang juga sama-sama perempuan, wah ini untuk pertama kalinya dan Art Stage Singapore mendukung kiprah seniman perempuan," ujarnya pada detikHOT usai malam penganugerahan di kediaman Duta Besar Amerika untuk Singapura, Kirk Wagar di kawasan Jalan Leedon, Singapura, pada Selasa (10/1/2017) malam.

"Kalau pun saya tidak menang tidak jadi masalah karena dua nama nominator sama-sama kuatnya. Aye Ko sudah dinominasikan ketiga kalinya dan Chaw Ei Thein saya tahu kiprahnya juga," lanjut perempuan yang mengenakan kebaya berwarna hitam tersebut.

Foto: Tia Agnes

Sepanjang kariernya sejak 1980 hingga 1990, pionir performance art di Asia Tenggara dikenal tak hanya di Indonesia tapi juga mancanegara. Karyanya tak hanya performan art tapi juga video, seni instalasi, lukisan, sketsa, dan seni patung. Tahun 2014, Tyler Rollins Fine Art menggelar pameran tunggal pertamanya di Ammerika. September 2014, dia juga berpartisipasi di 'Chain of Fire' di Honolulu Biennale.

Hampir 30 tahun lamanya dia berkarya dan menggelar eksibisi tunggal serta berpartisipasi di pameran seluruh Asia, Amerika, Australia, dan Eropa. Termasuk di biennale tertua di dunia, Venice Biennale (2003), Gwangju Biennale (2002), Bienal de Sao Paulo (2002), Performance Biennale di Israel (2001), dan lain-lain.

(tia/doc)