Ruang Bombing di Singapura Terbatas, Rouge: Indonesia Lebih Bebas!

Ruang Bombing di Singapura Terbatas, Rouge: Indonesia Lebih Bebas!

Tia Agnes - detikHot
Kamis, 29 Des 2016 10:10 WIB
Foto: Tia Agnes/detikHOT
Jakarta - Ruang dan kultur seni jalanan khususnya grafiti di Singapura dan Indonesia berbeda-beda. Indonesia cenderung memiliki tembok yang banyak dengan aturan masih 'abu-abu', hal itu pula yang membuat para bombers aktif berkreasi di jalanan kota.

Salah satu street artist asal Indonesia yang juga aktif bombing di Singapura, Rouge Mich mengatakan scene grafiti dua negara berbeda-beda. "Di Singapura kami dikasih space khusus untuk menggambar. Ada skatepark dan taman-taman khusus yang sudah diatur oleh pemerintah," ujarnya ketika mengobrol dengan detikHOT, belum lama ini.

Rouge menceritakan di negeri Merlion terdapat sosok yang mempopulerkan dan mengembangkan ranah seni jalanan. Pionir tersebut bernama Slack1.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ruang <i>Bombing</i>  di Singapura Terbatas, Rouge: Indonesia Lebih Bebas! Foto: Tia Agnes/ detikHOT


"Dia pionir yang mengumpulkan grafiti artist di Singapura dan dia juga punya studio atau space sendiri. Di Singapura juga ada skatepark Summerset Orchard yang biasanya boleh bombing di sana. Belakangan ini saya juga belajar dari The Blackbox Studio, belajar dari teman-teman dekat saya," cerita Rouge.

Sedangkan di Indonesia ruang dan suasana lebih luas dan seakan tak terbatas. Di setiap kota masih banyak tembok-tembok kosong sebagai tempat bombing, dan belum adanya aturan di Indonesia menjadi nilai plus tersendiri.

"Bagi saya di Indonesia feedback dari scene street art sangat positif. Kebebasannya itu subyektif tapi bebas yang bertanggung jawab dan ini yang seru dari Indonesia," tutur Rouge.

(tia/dar)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads