Kuribayashi menampilkan batas di antara manusia dan alam melalui dunia yang kontras di ruang jendela Hermes. Menggunakan dua sumbu horizontal dan vertikal, seniman menyajikan oposisi yang disebabkan oleh garis perbatasan, alam semesta, dan empat musim yang ada di dunia.
"Saya percaya dunia ini dibangun oleh oposisi dan dapat dibagi oleh garis perbatasan yang membuat batas-batas. Tak peduli dibagi ada sebuah ruang semesta yang saya ekspresikan," katanya dalam keterangan pers yang diterima detikHOT, Jumat (23/12/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat berpameran di Selasar Sunaryo Art Space, kurator pameran Agung Hujatnikajennong menceritakan bahwa interaksi penonton di ruang pameran merupakan tujuan dari pameran. "Untuk menikmati pekerjaan Takashi Kuribayashi pengunjung harus berjalan ke dalam karya, menatap karya dedaunan dan melihat daun seperti melayang. Bayangkan bahwa ANda adalah cacing atau semut yang merangkak ke permukaan tanah. Tergelincir di daun dan melarikan diri dari ancaman predator," terang Agung.
"Setelah Anda keluar dari karya seni, ada pemandangan yang terang, seperti keluar dari sarang dan menikmati udara segar," lanjutnya.
(tia/dar)