Melalui serangkaian pertukaran seni yang berlangsung dari tanggal 9-17 Desember 2016, para seniman mempelajari seni pewayangan "water puppet" dari Viet Nam, wayang kulit dari Kamboja dan Marionette wayang khas Myanmar. Mereka juga saling menggali ide untuk menghasilkan cerita yang menggambarkan keragaman cerita rakyat, wayang, tarian dan musik di ASEAN.
Baca Juga: Penonton Kecewa Drama Musikal 'Matilda' di London Dihentikan
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diadaptasi dari beberapa cerita rakyat asal Brunei, Kamboja, Vietnam dan negara ASEAN lainnya, cerita "ONE ASEAN" dimulai dengan kisah dua petani yang saling memperebutkan sebidang tanah untuk lahan mereka menanam padi. Seorang pria mencoba menengahi konflik tersebut dengan menuturkan kisah tradisional tentang Pulau Naga.
Melalui cerita tersebut, ia menyampaikan pesan bahwa setiap masalah hanya dapat diselesaikan dengan mengutamakan rasa saling menghormati, saling pengertian dan kerjasama. Duet antara Vietnam dan Indonesia yang menceritakan tentang kebersamaan menutup pertunjukan "One ASEAN."
Salah seorang pengunjung yang merupakan mahasiswa Hanoi National University of Education, Dan Phunong Anh mengatakan cerita 'ONE ASEAN' menyampaikan pesan yang penting. "Sungguh sangat mengagumkan menyaksikan bagaimana para aktor dan aktris mengungkapkan pesan ini lewat sebuah pagelaran seni. Mereka sangat profesional. Lagu rakyat yang ditampilkan dengan indah di akhir, yang menekankan kembali konsep dari pertunjukan tersebut yaitu One ASEAN," tutupnya.
(tia/mmu)











































