Sejak 2010 lalu, Gardu House menyelenggarakan event street art dan grafiti tahunan yang diberi nama Street Dealin. Tahun ini sudah berlangsung yang ke-10 kalinya dan makin mengukuhkan posisinya di ranah urban culture Asia.
Direktur Street Dealin 10, Bima, mengatakan posisis Street Dealin setiap tahunnya makin kuat dan berhasil mendatangkn ribuan komunitas seni grafiti dalam satu tepat. "Kalau dibilang terbesar ya bisa dibilang begitu. Bahkan dua orang penggagas event street art di Taiwan sampai datang ke Street Dealin dan menanyai kami," katanya saat jumpa pers di Gudang Sarinah Ekosistem (GSE), Pancoran Timur, Jakarta Selatan, Sabtu (10/12/2016).
Pihak Gardu House pun sempat menanyakan hal tersebut kepada para pengunjung. "Yang datang dari mana saja, di Pulau Jawa dan daerah lainnya banyak yang datang. Setelah kami mensurvei dan menanyakan mereka bilang ya ini lebaran kami, lebaran anak-anak grafiti," lanjut Bima.
Dia juga menyebutkan ada beberapa event street art dan grafiti yang digelar di negara lainnya. Seperti Meeting of Style di Malaysia, Warrior di Taiwan, dan ajang Tropica yang baru saja digelar di Pulau Dewata. "Ketika semuanya datang ke Indonesia, mereka nggak nyangka ternyata scene Indonesia sebesar ini. Solidarity yang dibawa oleh street artist Indonesia juga sama besarnya," tuturnya.
Hari ini perayaan Street Dealin 10 tengah berlangsung di GSE. Tak hanya street artist yang tengah bombing, tapi juga tengah berlangsung pemutaran film, bazar, dan juga diskusi soal street art.
(tia/nu2)