'Cry Jailolo' merupakan perpaduan tari tradisional yang berasal dari bagian timur Indonesia yang dikombinasi dengan gerakan kontemporer. Repertoar ini memberikan suara dari masyarakat pesisir yang terpencil dalam menghadapi kehancuran terumbu karang yang ada di daerah asalnya.
"Para penari Cry Jailolo akan menyapu panggung dengan ketukan kaki yang berirama, gerakan yang terinspirasi dari kehidupan nelayan dan pohon kelapa bergoyang," demikian tertulis di situs Sydney Festival.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika ditemui di Komunitas Salihara, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu, Eko memang mengatakan akan membawa tur keliling dunia koreografi barunya itu. "Tur sudah dimulai dari Desember di Paris, lalu akan berlanjut di bulan Januari 2017 hingga enam bulan mendatang," tuturnya.
(tia/mmu)