'To The Tit', Kolaborasi Lintas Seniman di Pembukaan FTJ 2016

'To The Tit', Kolaborasi Lintas Seniman di Pembukaan FTJ 2016

Tia Agnes - detikHot
Selasa, 22 Nov 2016 14:50 WIB
Foto: Tia Agnes/ detikHOT
Jakarta - Seorang pria berkepala keranjang sampah berlarian di antara kerumunan penonton. Napasnya tersenggal-senggal tak beraturan. Di sisi lain dua orang pria berdiri di atas jembatan bambu di plaza Teater Jakarta, kompleks Taman Ismail Marzuki. Tak lama, pria berpakaian bak Gatotkaca muncul di atas jembatan bambu.

Berpindah tempat lagi, penari pria berpakaian serba hitam naik ke atas video tron. Menari tak beraturan, gerakannya disesuaikan dengan video mapping yang diputar di video tron tersebut. Kemeriahan pembukaan Festival Teater Jakarta (FTJ) kali ini tak berhenti sampai di situ saja.

Banyak adegan 'noise' dan tak beraturan yang sengaja dihadirkan dalam pertunjukan yang berjudul 'To The Tit'. Tak adanya batas antara panggung dengan penonton pun menjadi nilai plus dalam pementasan yang berlangsung Senin (21/11) malam itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sutradara Yustiansyah Lesmana menjelaskan, pentas yang dimainkan semalam merupakan hasil kolaborasi dengan seniman lintas disiplin lainnya. Yakni, Taufiq Darwis dan Ensamble Tikoro, keduanya asal Bandung serta karya seni instalasi baru berbentuk paus raksasa berjudul 'The Leviathan' garapan Jonas Sestakresna asal Denpasar.

'To The Tit', Kolaborasi Lintas Seniman di Pembukaan FTJ 2016Foto: Tia Agnes/ detikHOT


"Pertunjukan kolaborasi kami merespons tema 'Transisi' yang diusung oleh Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta. Bukan 'trans' atau 'isi' yang kami tampilkan, tapi jeda di antaranya keduanya yang ada tanda strip," ujarnya menjelaskan usai pementasan.

Pria yang akrab disapa Tian itu menerangkan, munculnya tema 'transisi' dipicu peristiwa yang tak stabil dan emergensi. "Dari dan mau ke, peristiwa yang tidak ajeg. Kolaborator juga punya pemahaman masing-masing dan mengolah soundscape yang sudah disepakati," tuturnya.

Keramaian pembukaan FTJ 2016 juga ditutup dengan munculnya aktor berkepala keranjang sampah yang kembali berdiri di hadapan penonton. Tanpa menggunakan sehelai benang apapun, dia menyalakan kembang api sebagai penutup. Tian menuturkan, konsep ketubuhan juga sengaja dihadirkan di pentas 'To The Tit'.

'To The Tit', Kolaborasi Lintas Seniman di Pembukaan FTJ 2016Foto: Tia Agnes/ detikHOT


"Noise dan rasa kegelisahan penonton yang sengaja kami tampilkan. Setelah menonton pertunjukan sampai akhir, apa yang dirasakan penonton? Pastinya gelisah dan nggak tenangnya kan, nah itulah yang disebut dengan transisi," timpal Taufiq Darwis.

Gelaran seni teater tahunan Festival Teater Jakarta 2016 dimulai hari ini. Ada 16 grup teater yang akan berkompetisi. Kelompok teater ini telah melewati babak penyisihan di lima wilayah Jakarta.

Selain itu, di Sayap Tamu akan ada kelompok teater undangan yang dipilih tim kuratorial FTJ. Mereka adalah Jaring Project (Yogyakarta), Artery (Jakarta), Padepokan Seni Madura (Madura), dan Sena Didi Mime Indonesia (Jakarta).

Sementara, di Sayap Klasik ada pentas grup teater tradisional yang sampai sekarang masih bertahan di ibukota. Terpilih untuk tampil Lenong Denes Puja Betawi, Sahibul Hikayat Ita Saputra, Wayang Orang Bharata, dan Sandiwara Sunda Miss Tjitjih. Sedangkan di Sayap Perspektif ada penampilan dua kelompok kolaborasi seniman yang tampil di malam pembukaan, dan penutupan dengan pementasan dari kelompok MuDa dari Jepang.

(tia/mmu)

Hide Ads