"FTJ adalah kapal tua yang baru kali ini diadakan selama 19 hari, waktu yang sangat panjang untuk sebuah kapal yang oleng. Tahun ini FTJ sudah memasuki usia 43 tahun," kata Ketua Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), Afrizal Malna, saat jumpa pers di Galeri Cipta III, kompleks Taman Ismail Marzuki (TIM), Kamis (17/11/2016).
Grup teater yang akan tampil di FTJ tahun ini terbagi ke dalam "empat sayap". Yakni, sayap utama, sayap tamu, sayap klasik, dan sayap perspektif. Di sayap utama, terdapat 16 grup teater yang telah melewati babak penyisihan di lima wilayah Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Tia Agnes Astuti/detikHOT |
Di sayap tamu ada kelompok teater undangan yang dipilih oleh penyelenggara. Mereka adalah Jaring Project (Yogyakarta), Artery (Jakarta), Padepokan Seni Madura (Madura), dan Sena Didi Mime Indonesia (Jakarta).
Sementara, di sayap klasik ada pentas grup teater tradisional yang sampai sekarang masih bertahan di ibukota. Terpilih untuk tampil Lenong Denes Puja Betawi, Sahibul Hikayat Ita Saputra, Wayang Orang Bharata, dan Sandiwara Sunda Miss Tjitjih. Sedangkan di sayap perspektif ada penampilan dua kelompok kolaborasi seniman yang tampil di malam pembukaan, dan penutupan dengan pementasan dari kelompok MuDa dari Jepang.
"Ke-26 grup teater yang meramaikan FTJ merupakan terobosan baru bagi FTJ yang menampilkan kerja lintas media dan keberagaman sudut pandang baru di media teater," tegas Afrizal.
Perhelatan FTJ 2016 dibuka pada 21 November dan berlangsung hingga 9 Desember di Teater Kecil dan dan Galeri Cipta II (TIM), Teater Luwes (IKJ) serta Gelanggang Remaja Jakarta Utara. Selain kompetisi, hajatan juga akan diisi dengan lokakarya Sensor Gerak, Fotografi Seni Pertunjukan, Jurnalisme Seni Pertunjukan, Riset Teater lewat Jalan Mural, pameran, diskusi arsip, kafe aktor, dan lain-lain.
(tia/dal)












































Foto: Tia Agnes Astuti/detikHOT