Seperti halnya Fabriek Fikr yang pertama, pertunjukan tersebut bukan sekadar sebuah pertunjukan seni biasa. Jika tahun lalu Sardono mengusung konsep pesta rakyat dan pasar malam, kali ini Fabriek Fikr akan lebih menekankan pada eksplorasi dan penjelajahan ruang-ruang di bangunan bekas pabrik gula megah yang berdiri tahun 1861 itu.
"Kami akan semakin dalam menyelami sejarah kehidupan yang pernah berlangsung di PG Colomadu. Eksplorasi karya bahkan sudah kita mulai sejak beberapa hari lalu meskipun secara resmi baru akan dibuka tanggal 19 November mendatang. Saat ini sudah ada 11 pelukis yang intens selalu berada di Colomadu untuk menuangkan karya-karya lukisnya," ujar Sardono W Kusumo kepada wartawan di Solo, Rabu (16/11/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para penari dari Papua yang dilibatkan oleh Sardono pada Fabriek Fikr pertama, juga akan kembali dilibatkan. Jika sebelumnya para penari Papua itu lebih banyak tampil membuat respon gerak dari bangunan lengkap dengan mesin-mesin di dalamnya, kali ini para penari Papua itu akan menampilkan budaya bakar batu khas masyarakat adat Papua. Acara bakar batu itu akan dilengkapi dengan memeram makanan dan sayur untuk dimatangkan dan dihidangkan.
Pada pertunjukan 'Fabriek Fikr 2' Sardono juga akan menampilkan beberapa karya yang pernah ditampilkannya saat mendapatkan kehormatan sebagai undangan khusus di Singapore International Festival of Arts (SIFA) pada Agustus 2016 silam. Namun, koreografer 71 tahun tersebut hanya akan menampilkan beberapa karyanya saja, tidak seutuh ketika tampil di SIFA.
"Akan diputar rekaman-rekaman video yang saya lakukan sejak usia 25 tahun ketika saya melakukan perjalanan ke berbagai kawasan, baik pedalaman dalam negeri hingga perjalanan ke luar negeri. Selain itu saya juga akan menampilkan painting perfomance atau pementasan karya seni rupa. Dalam sesi ini akan ditampilkan gaya melukis yang goresannya dipadukan dengan gerakan tubuh sehingga menghasilkan lukisan," ujarnya.
'Fabriek Fikr 2' digelar atas dukungan dari Badan Ekonomi Kreatif (Barekraf). Deputi Infrastruktur Barekraf, Hari Santosa Sungkari, menegaskan sebagai lembaga yang dibentuk untuk mendukung pemberdayaan ekonomi kreatif, pihaknya merasa berkepentingan atas suksesnya acara tersebut. Sebab selain memiliki nilai seni, pemilihan lokasi pementasan 'Fabriek Fikr 2' di bekas pabrik gula juga mendukung nilai-nilai kesejarahan terhadap kawasan peninggalan sejarah.
(mbr/mmu)