Acara digelar di Lobby The Sunan Hotel, Solo, Jumat (28/10/2016) sore. Yang diundang untuk membaca puisi cukup beragam. Ada rohaniawan, pejabat BUMN, pengusaha, pengurus organisasi etnis, pengurus organisasi kepemudaan, desainer, wartawan, mantan aktivis, hingga mahasiswa.
Gus Mus membacakan satu puisi karyanya yang berjudul, 'Aku Masih Sangat Hafal Nyanyian Itu'. Dalam puisinya, rohaniawan yang di dunia sastra dijuluki penyair balsem tersebut mengingatkan betapa pentingnya hidup berbangsa dengan penuh kerukunan dan toleransi. Indonesia adalah rumah bersama yang dihuni seluruh anak bangsa seperti yang menyepakati Sumpah Pemuda pada 88 tahun lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami merasa menemukan moment kali ini. Bertepatan dengan 88 tahun Sumpah Pemuda, kami merefleksikan nilai-nilai kesepakatan bagsa itu dalam bentuk puisi. Kami yakin akan lebih mengena. Terbukti tadi ketika Gus Mus membaca puisi, semua terkesima dan larut menirukan syair lagu di tengah puisi. Bahkan banyak yang terharu. Kami akan mencoba lagi sosialisasi puisi ini di lain waktu dengan lebih persiapan matang," ujar Retno. (mbr/dal)