"Di masa-nya Stalin sangat biadab dan rela membunuh rakyatnya. Saya melukis 20 orang di dinding, mereka yang menjadi korban Stalin," ucapnya, seperti dikutip dari BBC, Jumat (9/9/2016).
Meski mural bertengger di dinding-dinding kota, namun otoritas setempat memerintahkan untuk membersihkannya. "Saya tidak mengikuti perintah dari pemerintah. Kemarin ada yag merusaknya atau melakukan tindakan vandalisme. Tapi saya tidak berdiam diri," lanjut Ovchinnikov.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya baru mengetahui wajah kakek saya ketika melihatnya di mural. Ketika mendengar kabar muralnya divandalisasi, saya sangat sedih. Nggak semua orang mau menerima kenyataan pahit di masa Stalin," tutup salah seorang keluarga korban.
(tia/mmu)











































