Sepanjang kariernya berkesenian, seniman yang berdomisili di Bandung itu selalu menyelaraskan antara lingkungan dan sisi manusianya yang berasal dari tradisi nenek moyang. Karya seni instalasi Tisna akan hadir bersamaan dengan performance art ciptaannya.
Simak: Nominasi Penghargaan Buku Genre Kriminal di Skotlandia Diumumkan
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Instalasi dan pekerjaan karya seninya akan mengeksplorasi berbagai benda sehari-hari. Tisna menggunakan keranjang beras, selembar seng, sebuah kapal, alat barbeque dari bambu, air dari mata air, debu, rempah-rempah, pelet plastik, beras, dan benda lainnya.
Di ruang pameran Erasmus Huis, para pengunjung akan diajak untuk merenungkan masalah tentang situasi, kondisi lingkungan saat ini, memikirkan solusinya, dan menciptakan lingkungan yang lebih baik lagi.
Nantinya, di pembukaan 'Siklus Abu', terdapat performance art dari ronggeng tradisional oleh Bi Raspi asal Ciamis, yang menggabungkan antara tari, musik, dan lagu. Selain itu, komunitas Ronggeng Gunung akan memeriahkan pembukaan eksibisi solo Tisna Sanjaya. (tia/mmu)