Seniman Grafiti Mulai Diterima di Taiwan

Seniman Grafiti Mulai Diterima di Taiwan

Tia Agnes - detikHot
Senin, 05 Sep 2016 16:35 WIB
Foto: BBC
Jakarta - Jika Eropa dan Amerika Serikat terbuka dan dapat menerima street art sebagai bagian dari ruang publik, berbeda halnya dengan Taiwan. Di negara belahan Asia Timur tersebut, street art baru diterima dua dekade yang lalu dan kini sudah berhasil menyatu dengan ruang-ruang umum.

Jimmy Cheng, pendiri dari Taipei Alliance for the Advancement of Multi Art Culture Youth Center, mengatakan ketika dirinya mulai membuat grafiti, masyarakat belum tahu apa itu street art. "Mereka masih mengangka kotor dan hanya merusak dinding," katanya, dilansir dari BBC, Senin (5/9/2016).

Baca Juga: Buku Seni Metode Merapikan ala Marie Kondo Kini Hadir di Indonesia

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di negaranya pun, seniman yang menciptakan grafiti dan mural tanpa izin akan dikenai hukuman denda, bui, maupun hukuman cambuk. Tapi, beberapa tahun belakangan, Cheng mengatakan Taiwan sudah 'terbuka' dengan street art.

"Sekarang mereka suka menonton seniman yang sedang membuat mural, seperti sebuah pertunjukan saja. Dan banyak orang-orang yang selalu sibuk selfie. Bahkan di area bernama Ximending di pusat kota Taipei, grafiti menjadi sebuah budaya," ungkap Cheng.

Setiap dinding dan sudut area, diperbolehkan membuat grafiti dan bebas berpameran. "Padahal dahulunya daerah ini pernah dengan anak-anak muda nongkrong dan hidup bebas dengan obat-obatan, tapi sekarang sudah berubah," katanya.

Kini, seniman-seniman grafiti Taiwan berharap street art mampu menjadi sebuah kebudayaan dan bakal eksis hingga di puluhan tahun mendatang. Mereka pun akan mempertahankan ciri khas dari grafiti Taiwan.

(tia/mmu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads