Ditemui di Goethe-Institut Jakarta, ketua tim dewan kurator Yudi Ahmad Tajudin mengatakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebagai penyelenggara utama meminta kerangka reposisi di penyelenggaraan kali ini.
"Mereka ingin melakukan reposisi terhadap Art Summit, karena dua penyelenggaraan terakhir tidak memenuhi harapan dan ukuran awalnya. Berangkat dari situ, kami merancang program," katanya ketika berbincang dengan detikHOT, belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Membaca kembali peta pertunjukan dunia dan merancang lagi peta seni pertunjukan di Indonesia. Dengan kerangka itu kami me-reposisi dan menyusun dua program yang berkesinambungan," jelas Yudi.
Program-program yang dimaksud tersebut akan dibuka pada 15 Agustus dan dinamakan 'International Workshop Festival of Performing Arts', dari bulan ini sampai November. Ada tujuh kota yang bakal disambangi Art Summit Indonesia dengan berbagai kegiatan festival workshop serta ceramah publik seni pertunjukan yang membahas isu-isu penting.
Ke-7 kota tersebut yakni Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Padang, Padang Panjang, Bali, dan Makassar. Di sesi workshop dan ceramah publik akan tampil pakar dan pelaku seni pertunjukan dunia. Di antaranya adalah Peter Eckersall (Amerika Serikat), Toshiki Okada seorang penulis naskah dan sutradara muda terdepan Jepang saat ini, Professor Michio Arimitsu (Jepang), Takao Kawaguchi (Jepang), Jonas Baes seorang komponis Filipina yang telah lama menggunakan dan menjelajahi sumber penciptaan musik dari alat musik tradisi (indigenous). Serta dan alat-alat musik yang berasal dari lingkungan sekitar.
Selain itu, nama penggagas Art Summit Indonesia Prof. Dr. Edi Sedyawati juga hadir, Dr. FX. Widaryanto, performance artist Melati Suryodarmo, Ugoran Prasad (Indonesia). Adapun pertunjukan yang akan digelar pada sesi tahun 2016 adalah karya Taka Kawaguchi (Jepang), Joned Suryatmoko (Indonesia) dan kolaborasi antara beberapa seniman Indonesia dengan Jonas Baes (Filipina). Selain itu, juga koreografer dan penari muda Sri Lanka, Venuri Perera akan melakukan residensi selama di Bali dan Yogyakarta untuk menciptakan karya kolaborasi yang akan dipresentasikan pada sesi 2017.
Nantinya, puncak Art Summit Indonesia akan berlangsung pada 2017 dan menampilkan karya-karya seniman utama mancanegara.
(tia/doc)