Karya yang menyimbolkan penderitaan pengungsi Suriah dilukis di dua sisi bangunan besar. Satu sisi menggambarkan seorang gadis muda yang mengenakan gaun tidur dan bernoda merah. Di dindingnya pun digambar dengan banyak warna merah seakan-akan 'berdarah'.
Sedangkan di sisi lainnya terdapat seorang pria ditusuk oleh beberapa anak panah yang berdiri di hutan tertutup salju. Menurut juru bicara Gewobag, asosiasi perumahan yang bertanggung jawab terhadap mural mulai angkat bicara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setiap tahunnya ratusan wisatawan datang ke dinding Berlin untuk melihat grafiti dan sejarah pernyataan politik yang pernah ada di Jerman, tapi mural ini dibuat khusus untuk mengkritik kehidupan yang terlalu mengerikan," jelas juru bicara Gewobag, seperti dilansir dari Huffington Post, Selasa (28/6/2016).
Namun, ibu-ibu di kawasan tersebut menyatakan protesnya. Mereka mengaku tidak suka melihat mural yang berkaitan dengan kematian. Serta anak-anaknya menjadi cemas karena beberapa orang telah melakukan bunuh diri di kawasan tersebut.
Simak: Happy Salma Ingin Adaptasi 'Sukreni Gadis Bali' ke Panggung Teater
Mural Borondo pun di-petisi untuk segera dihapus. Hingga kini pihak Gewobag belum memutuskan apa yang akan dilakukan terhadap mural tersebut. Selain itu, rumah pengungsi segera dibagun di Berlin bagian utara.
(tia/doc)








































.webp)













 
             
  
  
  
  
  
  
 