Di Bali, Les Grandes Personnes akan bertemu dan berkolaborasi dengan seniman Bali. Di antaranya, Dalang I Made Sidia dari Sanggar Paripurna yang terkenal dengan pertunjukan wayang kontemporer dan Wayan Candra dari Sanggar Gajah Sesetan Bali (GASES) yang piawai menciptakan karya patung raksasa Ogoh-ogoh. Mereka akan bertemu pada 10 Juni untuk belajar dan bertukar pengalaman, dan merencanakan kolaborasi pada masa mendatang.
"Pawai boneka raksasa Les Grandes yang senada dengan tradisi seni patung raksasa Ogoh-ogoh di Bali ini akan menandai penutupan festival seni Prancis-Indonesia, Printemps Francais 2016," kata Marc Piton, Direktur Institut Francais Indonesia dan Direktur Festival Printemps Francais 2016, dalam keterangannya, Kamis (9/6/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan Sanggar Paripurna yang didirikan oleh I Made Sidia tahun 1990 di Kabupaten Gianyar, Bali. Saat ini anaknya, Made Sidia memimpin sanggar Paripurna yang telah menciptakan berbagai karya wayang kontemporer dan dipadukan dengan teater dan teknologi. Made Sidia telah bekerja sama dengan seniman Indonesia dan mancanegara, seperti Larry Reid 'The Shadowlight Theatre' (AS), Kent Devereux (AS). Ia juga membuat produksi international "Penculikan Dewi Sita" bersama Peter Wilson dan Nigel Jamieson (Australia, Inggris). Tahun lalu, Made Sidia mewakili Indonesia dalam kongres International Society for the Performing Arts (ISPA) di New York.
Serta Sanggar Gajah Sesetan (GASES) Bali dibentuk oleh Wayan Candra pada tahun 1990 saat menjadi pemenang dalam kompetisi seni di Bali Art Festival. Sanggar ini memproduksi patung raksasa bernama Ogoh-ogoh, yang diarak keliling desa sehari sebelum Hari Raya Nyepi. Karyanya telah dikirim ke berbagai daerah di Indonesia dan mancanegara, dan kerap diarak masyarakat Indonesia di Belgia. Wayan Candra pernah membuat patung raksasa Presiden Republik Indonesia ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono setinggi 9,9 pada tahun 2009. Patung raksasa ini meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI).
(tia/mmu)