Sanggar Teater Boneka Prancis dan Seniman Bali Siapkan Kolaborasi

Sanggar Teater Boneka Prancis dan Seniman Bali Siapkan Kolaborasi

Tia Agnes - detikHot
Kamis, 09 Jun 2016 15:13 WIB
Foto: Istimewa
Jakarta - Bali Art Festival atau Pesta Kesenian Bali sudah berlangsung sejak 1979. Dibuka akhir pekan ini, Prancis meraih kesempatan tampil sebagai satu-satunya negara asing yang tampil saat pawai pembukaan festival tersebut. Penampilan sanggar teater boneka asal Prancis bernama 'Les Grandes Personnes' di Bali Art Festival pada 11-12 Juni, sekaligus menutup rangkaian festival seni budaya Prancis-Indonesia Printemps FranΓ§ais 2016.

Di Bali, Les Grandes Personnes akan bertemu dan berkolaborasi dengan seniman Bali. Di antaranya, Dalang I Made Sidia dari Sanggar Paripurna yang terkenal dengan pertunjukan wayang kontemporer dan Wayan Candra dari Sanggar Gajah Sesetan Bali (GASES) yang piawai menciptakan karya patung raksasa Ogoh-ogoh. Mereka akan bertemu pada 10 Juni untuk belajar dan bertukar pengalaman, dan merencanakan kolaborasi pada masa mendatang.

"Pawai boneka raksasa Les Grandes yang senada dengan tradisi seni patung raksasa Ogoh-ogoh di Bali ini akan menandai penutupan festival seni Prancis-Indonesia, Printemps Francais 2016," kata Marc Piton, Direktur Institut Francais Indonesia dan Direktur Festival Printemps Francais 2016, dalam keterangannya, Kamis (9/6/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sanggar teater boneka Les Grandes Personnes ("Orang-orangan Raksasa") dibentuk pada 1998 di Aubervilliers, Paris. Sanggar Les Grandes Personnes membawa kreasi seni pahat dan ukir multimedia (kertas, kayu, plastik) ke ruang publik dengan memadukan seni visual dan seni pertunjukan. Mereka memulai kreasi dengan membentuk dan menampilkan boneka raksasa setinggi 4 meter yang dipadukan dengan drama.

Sedangkan Sanggar Paripurna yang didirikan oleh I Made Sidia tahun 1990 di Kabupaten Gianyar, Bali. Saat ini anaknya, Made Sidia memimpin sanggar Paripurna yang telah menciptakan berbagai karya wayang kontemporer dan dipadukan dengan teater dan teknologi. Made Sidia telah bekerja sama dengan seniman Indonesia dan mancanegara, seperti Larry Reid 'The Shadowlight Theatre' (AS), Kent Devereux (AS). Ia juga membuat produksi international "Penculikan Dewi Sita" bersama Peter Wilson dan Nigel Jamieson (Australia, Inggris). Tahun lalu, Made Sidia mewakili Indonesia dalam kongres International Society for the Performing Arts (ISPA) di New York.

Serta Sanggar Gajah Sesetan (GASES) Bali dibentuk oleh Wayan Candra pada tahun 1990 saat menjadi pemenang dalam kompetisi seni di Bali Art Festival. Sanggar ini memproduksi patung raksasa bernama Ogoh-ogoh, yang diarak keliling desa sehari sebelum Hari Raya Nyepi. Karyanya telah dikirim ke berbagai daerah di Indonesia dan mancanegara, dan kerap diarak masyarakat Indonesia di Belgia. Wayan Candra pernah membuat patung raksasa Presiden Republik Indonesia ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono setinggi 9,9 pada tahun 2009. Patung raksasa ini meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI).

(tia/mmu)

Hide Ads