Penulis dan Seniman Tuntut Pembebasan Ahmed Naji

Penulis dan Seniman Tuntut Pembebasan Ahmed Naji

Tia Agnes - detikHot
Rabu, 11 Mei 2016 14:42 WIB
Penulis dan Seniman Tuntut Pembebasan Ahmed Naji
Ahmad Naji/ Guardian. Foto: Tia Agnes
Jakarta - Sejak Ahmed Naji divonis dua tahun bui karena buku 'The Use of Life' yang ditulisnya, puluhan pengarang dan seniman menuntut pembebasannya. Mereka menandatangani petisi yang dikirimkan kepada organisasi kebebasan berbicara PEN America.

Di antaranya adalah pengarang Philip Roth, Chimamanda Ngozi Adichie, dan Dave Eggers, penyanyi-penyair Patti Smith, sutradara Woody Allen dan komposer Stephen Sondheim, salah satu yang berpartisipasi. Petisi tersebut akan dikirim kepada Presiden Abdel Fatah al-Sisi atas tindakan kerasnya kepada komunitas dan organisasi budaya di Mesir.

Di dalam surat disebutkan, "Tuan Naji menjalani vonis dua tahun hukuman penjara karena menulis sebuah novel yang referensinya ke seks dan narkoba. subyeknya berhubungan dengan kehidupan bebas yang terjadi masa sekarang ini dan jelas sekali seharusnya konstitusional Mesir melindungi kebebasan berekspresi," katanya, dilansir dari Guardian, Rabu (11/5/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca Juga: Ladies on Wall, Komunitas Grafiti Perempuan Pertama di Indonesia

Surat tersebut diajukan oleh 120 penulis dan seniman setelah peristiwa penangkapan dua wartawan dan serangan di Egyptian Press. Menurut Komite Perlindungan Wartawan, ada 23 wartawan yang dipenjara tahun lalu. Hukuman bagi pekerja kreatif naik menjadi dua kali lipat di Mesir.

Pemerintah Mesir juga menutup pusat kebudayaan, dan sebagian galeri seni kontemporer dibongkar dan diperiksa. Ada juga beberapa seniman yang dipenjara, termasuk produser Rana El-Sobky dan penyair Fatima Naoot.

Kasus ini bermula ketika seorang warga negara yang mengeluh kalau novel Naji menyebabkan dia susah tidur, jantung berdebar-debar dan menimbulkan nafsu. Kemudian, Naji ditangkap dan diperiksa lebih lanjut. Usai pemeriksaan, dia dibebaskan.

Direktur Eksekutif PEN America, Suzanne Nossel mengatakan Ahmed Naji berani menguji konstitusi baru di negaranya yang secara tegas melindungi kebebasan berekspresi dan kreativitas. "Hukum penjara mencemooh kebebasan sastra dan seni di Mesir," tegasnya.

(tia/mmu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads